Pada pengembangan sebuah sistem informasi, proses testing adalah proses yang dilakukan ketika sistem yang sudah selesai dibuat, dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan rancangan dan juga melakukan pengecekkan error yang dapat terjadi pada sistem sebelum sistem diimplementasikan Testing (Pengujian) adalah proses pemeriksaan komponen, subsistem, atau sistem untuk menntukan karakteristik operasional dan apakah terdapat error, kesalahan, perbedaan hasil yang diharapkan dari system tersebut.
- Test Case(uji kasus) adalah suatu rancangan atau rangkaian mengenai tindakan yang dilakukan oleh user terhadap fitur atau fungsi tertentu dari sebuah perangkat lunak.
- Pembuatan test case bertujuan untuk memastikan bahwa suatu sistem dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan kebutuhan awal serta mampu memberikan respon balik jika data yang di input user tidak benar atau tidak valid.
Test Data (data penguji) adalah sekumpulan data serta peristiwa awal yang digunakan untuk menguji system yang akan digunakan untuk test case Unit Testing Unit Test adalah pengujian metode, kelas atau komponen individu sebelum diitegrasi dengan perangkat lunak lainnya. Driver adalah metode atau kelas yang dikembangkan untuk unit test yang disimulasikan perlikau metode yang menggirimkan pesan ke metode yang sedang di uji. Integration Testing Tes integrasi – tes perilaku sekelompok metode, kelas, atau komponen
- Ketidakcocokan antarmuka — Misalnya, satu metode meneruskan parameter dari tipe data yang salah ke metode lain
- Nilai parameter — Metode diteruskan atau mengembalikan nilai yang tidak terduga, seperti angka negatif untuk harga.
- Pengecualian waktu proses — Metode menghasilkan kesalahan, seperti “kehabisan memori” atau “file sudah digunakan”, karena kebutuhan sumber daya yang bertentangan
Interaksi keadaan tak terduga — Status dua atau lebih objek berinteraksi untuk menyebabkan kegagalan kompleks, seperti ketika metode kelas OnlineCart beroperasi dengan benar untuk semua kemungkinan status objek Pelanggan kecuali satu
Pengujian integrasi perangkat lunak berorientasi objek sangat kompleks karena program berorientasi objek terdiri dari sekumpulan objek yang saling berinteraksi
- Metode dapat (dan biasanya) dipanggil oleh banyak metode lain, dan metode pemanggilan dapat didistribusikan ke banyak kelas.
- Kelas dapat mewarisi metode dan variabel status dari kelas lain.
- Metode khusus yang akan dipanggil ditentukan secara dinamis pada waktu proses berdasarkan jumlah dan jenis parameter pesan.
- Objek dapat mempertahankan nilai variabel internal (yaitu, status objek) di antara panggilan. Tanggapan untuk dua panggilan identik mungkin berbeda karena perubahan status yang dihasilkan dari panggilan pertama atau terjadi di antara panggilan.
Prosedur yang Diperlukan :
- Bangun dan uji unit komponen yang akan diintegrasikan
- Buat data uji – data uji komprehensif, harus dikoordinasikan antar pengembang
- Lakukan pengujian integrasi – Tetapkan sumber daya dan tanggung jawab. Rencanakan frekuensi dan prosedur
- Evaluasi hasil tes – Identifikasi tanggapan yang valid dan tidak valid
- Catat hasil pengujian – Catat proses pengujian yang valid. Juga mencatat kesalahan
- Perbaiki kode dan uji ulang Page Break
Referensi : Systems Analysis and Design in a Changing World, 7th Edition – Chapter 14 ©2016. Cengage Learning.
- asisten
- Bina Nusantara
- Binus
- binusian
- fulltime assistant
- greater nusantara
- greaternusantara
- Information System
- information system laboratory
- information technology
- islab
- IT
- Lab Sisfo
- parttime assistant
- school of information system
- SIS SIS
- Sistem Informasi
- teknik informatik
- teknologi informasi
- teknologi teknologi
- Testing
- TI
Contents
Test case artinya apa?
Quality Assurance Lead at Rumah Siap Kerja – Diterbitkan 31 Mar 2022 Hello Warganet! Karena sudah mendekati bulan ramadhan, mestinya semangat juga makin plus plus ya buat mengisi hari dengan hal-hal positif. Nah pada kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu poin yang ga kalah penting dalam suatu pengujian dan pengembangan software.
Sebelum itu, mari kita pahami terlebih dahulu Test Case. Apa itu test case ? Test Case adalah suatu rancangan atau rangkaian mengenai tindakan yang dilakukan oleh seorang Quality Assurance atau tester untuk melakukan verifikasi terhadap fitur atau fungsi tertentu dari sebuah perangkat lunak. Tujuan adanya test case untuk apa sih ? Pembuatan test case bertujuan untuk memastikan bahwa suatu sistem dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan kebutuhan awal serta mampu memberikan respon ketika terdapat suatu masukan yang tidak valid.
Apa aja sih komponen test case ?
TestCaseId : Pengidentifikasi unik dari kasus uji. Ini adalah bidang wajib yang secara unik mengidentifikasi kasus uji mis. TC_01. Description : Detail tentang kasus yang akan di uji, mendefinisikan tujuan kasus uji contoh : verifikasi bahwa pengguna dapat masuk dengan nama pengguna dan kata sandi yang valid. Prerequisite or pre-condition : Satu set prasyarat yang harus diikuti sebelum menjalankan langkah-langkah pengujian. contoh : Saat menguji fungsionalitas aplikasi setelah login, kita dapat memiliki bidang prasyarat sebagai “Pengguna harus masuk ke aplikasi”. Test Steps : Langkah-langkah rinci untuk melakukan test case. Ini adalah bidang yang paling penting dari kasus uji. test step harus memiliki langkah-langkah yang jelas dan tidak ambigu sehingga orang lain dapat mengikuti langkah-langkah pengujian selama pelaksanaan pengujian. Expected result : Hasil yang diharapkan agar lulus test baik itu hasil positif atau negatif. Berdasarkan langkah-langkah pengujian yang diikuti dan data uji yang digunakan. contoh : pengguna berhasil login dan menavigasi ke halaman home. Actual result : Hasil setelah menjalankan langkah-langkah pengujian. Kolom ini diisi hanya selama pelaksanaan tes. contoh : Successfull Test Result : Status Passed / Failed dari eksekusi tes. Berdasarkan hasil yang diharapkan dan hasil yang sebenarnya, kasus uji ditandai sebagai lulus atau Gagal. Automation Status : Apakah aplikasi tersebut otomatis atau tidak. Ini adalah bidang opsional yang digunakan hanya ketika kami memiliki otomatisasi dalam proyek. Date : Tanggal pelaksanaan tes. Bidang ini membantu melacak pengulangan yang berbeda selama beberapa siklus eksekusi pengujian. Executed by : Nama orang yang mengeksekusi test case. Bidang ini membantu ketika ada beberapa anggota tim yang mengerjakan aktivitas eksekusi pengujian.
Pasti ada yang tanya banyak banget ya komponen Test Case ? Tidak semua komponen test case di atas wajib di gunakan, menyesuaikan kebutuhan dari masing-masing perusahaan, ada opsi lain jika teman-teman memakai Test Management Tools (TestRail) pasti akan terliat lebih simpel sepeti gambar di bawah ini : Untuk yang ingin template Test case mendetail dalam format xls yang dapat diunduh di sini ya : Oke, mungkin cukup sekian artikel dari saya mengenai test case, semoga bisa memberikan gambaran kepada teman-teman mengenai test case. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Bye :)))
Apa itu test plan dan apa saja isinya?
Testing Plan Template adalah suatu dokumen yang berisi definisi tujuan dan sasaran pengujian dalam lingkup iterasi (atau proyek), item-item yang menjadi target pengujian, pendekatan yang akan diambil, sumber daya yang dibutuhkan dan point untuk diproduksi. Gambar 1. Testing Plan Template. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan yang berada di dalam Test Plan Template, sebagai berikut :
Overview (Ringkasan singkat)
Menjelaskan mengenai rencana pengujian yang akan dilaksanakan, tujuan pengujian, metodologi yang digunakan, obyek pengujian, arsitektur sistem yang diuji, dan pembagian sistem untuk melakukan pengujian unit dan integrasi.
B ounds (Batasan)
Menjelaskan apa yang akan diuji dan tidak diuji serta definisi istilah-istilah penting yang berhubungan dengan pengujian yang akan dilakukan. Batasan tersebut memiliki 3 poin yang terdiri atas :
Scope (Ruang Lingkup)
- Suatu pembatasan mengenai hal2 yang akan diperhatikan dan tidak diperhatikan selama proses pengujian.
- Dinyatakan dalam bentuk tabel “IS/IS NOT”.
- Kolom “IS” menyatakan elemen-elemen yang termasuk dalam tahapan-tahapan pengujian dan kolom “IS NOT” menyatakan elemen-elemen yang tidak termasuk dalam proses pengujian.
Definitions (Definisi)
Istilah-istilah khusus yang berguna dalam proses pengujian harus didefinisikan dalam perencanaan pengujian.
Setting (Lokasi/Tempat)
Menjelaskan lokasi tempat proses pengujian akan dilakukan dan s etting dapat dinyatakan dalam bentuk diagram.
- Q uality Risks (Penilaian terhadap Resiko)
- Berisi daftar resiko kualitas yang didapat melalui analisa informal maupun formal dengan FMEA.
- Berisi rangkuman dari hasil analisa resiko kualitas yang telah dilakukan sebelumnya atau memberikan referensi ke pembaca untuk melihat ke dokumen analisa resiko kualitas atau FMEA.
Proposed Schedule for Milestone
Menjelaskan mengenai jadwal pelaksanaan pengujian aplikasi web/mobile. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh dari hasil work-breakdown-structure. Fokus utama tahapan ini adalah pada high-level milestone dan jadwal penyerahan akhir sistem hingga selesai dilakukan pengujian.
T ransitions
Pada setiap tahap pengujian, sistem yang diuji harus memenuhi sejumlah kualifikasi sebelum organisasi penguji dalam menjalankan pengujian secara efektif dan efisien. Ada beberapa kriteria yang penting untuk memulai dan mengakhiri berbagai tahap-tahap pengujian yaitu :
Entry Criteria
Menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu sistem dapat masuk ke tahapan-tahapan pengujian.
Continuation Criteria
Mendefinisikan kondisi dan situasi yang harus dipenuhi dalam proses pengujian agar proses pengujian dapat berlanjut secara efektif dan efisien.
Exit Criteria
Kriteria yang menyatakan bahwa suatu pengujian telah lengkap.
T est C onfigurations & E nviroments
Menjelaskan mengenai dokumentasi mengenai perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan lokasi laboratorium yang akan digunakan dalam pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga tentang rincian konfigurasi yang diperlukan untuk beberapa jenis sistem pengujian.
T est System D evelopment
Dalam proses pengujian diperlukan beberapa komponen ( test cases, test tools, test procedures, test suites, automated test scripts, dan lain-lain) sebagai satu kesatuan disebut test systems, Selain itu, perlu juga untuk menjelaskan bagaimana pengembangan komponen-komponen test system s yang akan diperlukan saat pengujian.
T est E xecution
Menjelaskan faktor-faktor yang penting yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pengujian. Misalnya untuk melaksanakan pengujian diperlukan sumber daya dan sistem yang akan diuji dari luar. Semua keperluan untuk melaksanakan pengujian tersebut dijelaskan pada bagian ini. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan eksekusi, yaitu :
Key Participants
Menjelaskan anggota tim dalam pelaksanaan pengujian dan masing-masing perannya dalam proses pengujian dan mengenai external participants, hand-off points, dan alamat kontaknya.
Test Case dan Bug Tracking
- Menjelaskan sistem yang digunakan untuk mengelola dan menganalisis kasus pengujian dan kesalahan yang terjadi (bug).
- Test case tracking dapat berupa spreadsheet atau database yang digunakan untuk mengelola seluruh kasus pengujian dalam test suites dan bagaimana pemantauan penggunaannya dalam daftar tersebut.
- Bug tracking digunakan dalam proses pengelolaan bug (kesalahan) yang diperoleh selama pengujian.
Bug Isolation and Classification
- Requirements Failure : kesalahan yang mengakibatkan sistem tidak memenuhi spesifikasinya. Pihak yang betanggung jawab akan membuat solusi atas masalah ini.
- Nonrequirement Failure : kesalahan yang dilaporkan tidak termasuk dalam kebutuhan/spesifikasi sistem, tetapi secara nyata mempengaruhi kualitas sistem. Pihak yang betanggung jawab akan membuat solusi atas masalah ini.
- Waiver Requested : laporan kesalahan dimana pengembang meminta waktu untuk perbaikan dan percaya kesalahan ini tidak mempengaruhi sistem secara nyata baik bagi pengguna maupun pelanggan.
- External Failure : laporan kesalahan yang diakibatkan oleh faktor eksternal yang diluar kendali pengembang sistem.
- Test Failure : pengembang sistem percaya bahwa proses pengujian memberikan kesalahan yang palsu.
Test Release Management
Penyerahan revisi bagian, atau komponen yang baru diberikan oleh pengembang pada bagian pengujian untuk dilakukan proses pengujian harus dikelola dan dilakukan perencanaan agar tidak menjadi kacau.
Test Cycles
Menjalankan satu, beberapa, atau semua test suite yang direncanakan pada suatu fase pengujian
R isks and C ontigencies
Menandai alamat dari potensial atau seperti event yang dapat membuat test plan yang susah dan tidak mungkin untuk dilaksanakan.
Change History
Tahap untuk mendokumentasikan perubahan dan revisi ujicoba yang dilakukan hingga tahap ini.
Referenced Documents
Dapat disertakan design specifications (spesifikasi desain), requirements (persyaratan), test suites (rangkaian ujicoba), analisa quality risks, dan informasi-informasi lainnya.
FAQ ( Frequently Asked Questions )
Berisi daftar pertanyaan penting yang sering diajukan oleh pembaca atau pengguna sistem untuk memudahkan pemecahan masalah. Referensi : Glenford, J.M., Sandler, C., & Badgett, T. (2012). The Art of Software Testing. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Apa itu test case dan contohnya?
Apa itu Test Case? – Test Case adalah serangkaian tindakan yang dijalankan untuk memverifikasi fitur atau fungsionalitas tertentu dari aplikasi atau perangkat lunak Anda. Test Case berisi langkah-langkah pengujian, data uji, prasyarat, pasca kondisi yang dikembangkan untuk skenario pengujian khusus untuk memverifikasi persyaratan apa pun.
Test Case mencakup variabel atau kondisi tertentu, yang dengannya seorang insinyur pengujian dapat membandingkan hasil yang diharapkan dan hasil aktual untuk menentukan apakah produk perangkat lunak berfungsi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hal utama yang perlu diingat ketika menulis test case adalah bahwa case tersebut dimaksudkan untuk menguji variabel atau tugas dasar.
Misalnya, apakah jika memasukan akun yang salah ketika login dapat menyelesaikan proses login atau tidak. Ini memungkinkan penguji perangkat lunak atau aplikasi lebih fleksibel dalam cara menguji kode dan fitur. Sumber Gambar : ubertesters.com
Apa itu pengujian komponen?
pengujian Komponen adalah metode di mana pengujian masing-masing komponen dalam aplikasi dilakukan secara terpisah. Misalkan, dalam aplikasi ada 5 komponen. Pengujian masing-masing 5 komponen secara terpisah dan efisien disebut sebagai pengujian komponen.
Komponen pengujian juga dikenal sebagai modul dan program pengujian. Ia menemukan cacat pada modul dan memverifikasi fungsi perangkat lunak. Komponen pengujian dilakukan oleh tester. Komponen pengujian dapat dilakukan secara terpisah dari sisa dari sistem tergantung pada model siklus hidup pengembangan dipilih untuk aplikasi tertentu. Dalam kasus seperti perangkat lunak hilang digantikan oleh Rintisan andDrivers dan mensimulasikan antarmuka antara komponen perangkat lunak dengan cara yang sederhana.
Contoh, ada sebuah aplikasi yang terdiri dari tiga modul, modul A, modul B dan modul C. pengembang telah mengembangkan modul B dan sekarang ingin mengujinya. Tetapi untuk menguji modul B benar-benar beberapa itu fungsi tergantung pada modul A dan beberapa modul C.
Stub: Sebuah rintisan disebut dari komponen software yang akan diuji. Seperti yang ditunjukkan dalam diagram di bawah ‘Stub’ disebut dengan ‘komponen A’. Driver: Sopir panggilan komponen yang akan diuji. Seperti yang ditunjukkan dalam diagram di bawah ‘komponen B’ disebut dengan ‘driver’.
Berikut adalah diagram dari pengujian komponen: Seperti yang dibahas dalam artikel sebelumnya dari ‘Unit pengujian’ itu dilakukan oleh pengembang di mana mereka melakukan pengujian fungsi individu atau prosedur. Setelah unit testing dijalankan, pengujian komponen datang ke dalam gambar. pengujian komponen dilakukan oleh penguji.
Unit test beroperasi pada tingkat kelas / fungsi, dan membuktikan bahwa kode yang ditulis mengeksekusi sebagaimana dimaksud. Mereka yang besar untuk perpustakaan kode, tapi seperti yang Anda menjauh dari potongan terisolasi dari fungsi, menjadi sulit untuk menciptakan dan memelihara unit test yang memverifikasi kualitas kode. Tes End-to-end beroperasi pada tingkat pengguna akhir, dan membuktikan bahwa pengguna dapat melakukan tindakan yang mereka harapkan. Mereka terutama besar untuk platform pengujian, tetapi karena tidak aman untuk tes ini untuk mengambil alih panggung dan mulai mengedit catatan database dll langsung, ada batas untuk kondisi pengujian yang mereka dapat mereproduksi.
tes komponen berada di antara dua lapisan ini pengujian. Mereka melakukan tindakan seperti akhir-pengguna lakukan, sehingga mereka dapat melaksanakan bagian-bagian dari aplikasi Anda lebih mudah (dan lebih murah) dari unit testing kaleng. Dan, karena mereka dijalankan terhadap lingkungan on-demand test, mereka dapat dengan aman mengedit catatan database atau melakukan langkah-langkah pengaturan lain untuk mereproduksi semua kondisi pengujian Anda.
- Tes komponen tidak dapat menggantikan unit test untuk perpustakaan kode.
- Tes komponen memerlukan antarmuka (web, baris perintah, jaringan API) untuk berinteraksi dengan.
- Mereka tidak dapat menggantikan tes end-to-end untuk platform.
- Sebuah platform biasanya memiliki sejumlah komponen yang bekerja bersama-sama.
Sumber : http://istqbexamcertification.com/what-is-component-testing/ http://datasift.github.io/storyplayer/v2/learn/test-your-code/why-component-testing.html
asisten Bina Nusantara Binus binusian fulltime assistant greater nusantara greaternusantara Information System information system laboratory information technology islab IT Lab Sisfo parttime assistant school of information system SIS Sistem Informasi teknik informatik teknologi teknologi informasi TI
Apa itu user Acceptance?
EVALUASI PROSES UAT (USER ACCEPTANCE TESTING) DALAM PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN PENDEKATAN PENGUJIAN PRAGMATIS UAT (User Acceptance Testing) merupakan pengujian akhir dari pengembangan sebuah produk untuk mem-validasi bahwa sistem yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna.
- Namun, dalam pelaksanaannya masih kurang optimal sehingga dibutuhkan evaluasi untuk mengidentifikasi proses UAT tersebut.
- Penelitian ini bertujuan untuk untuk melakukan evaluasi efektifitas UAT pada industri pengembangan produk dengan pendekatan pengujian pragmatis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai proses UAT yang sudah berjalan, dan dapat dipergunakan untuk membantuk tim proyek dalam mengelola risiko kualitas sistem sehingga proses UAT dapat lebih optimal.
Beberapa variabel yang digunakan dalam proses evaluasi UAT adalah definisi kebutuhan, perencanaan pengujian, pelaksanaan UAT, dan faktor pengujian pragmatis yang mempengaruhi risiko kualitas yaitu fungsionalitas, usability&user interface serta error handling recovery.
- Dalam penelitian ini juga digunakan 6 hipotesis sebagai tolok ukur evaluasi UAT dalam pengembangan produk.
- Penelitian ini dilakukan terhadap 10 (sepuluh) perusahaan pengembangan produk IT yang berada di Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan Filipina, dengan 43 responden yang terdiri dari testers, developer, business analyst dan project manager.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari masing-masing tahapan UAT masih berada pada nilai 3(netral) sehingga perlu dilakukan perbaikan pada tahapan definisi kebutuhan, desain pengujian serta implementasi UAT sendiri. Sedangkan dari analisis nilai rata-rata pengujian pragmatis untuk faktor risiko kualitas (functionality, usability&user interface, dan error recovery) menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh penting dalam proses UAT dan memberikan ekspetasi positif terhadap sistem.
Dari hasil tersebut, diberikan rekomendasi agar penguji dapat lebih optimal dalam menjalankan UAT. UAT (User Acceptance Testing) is a final testing of product development to validate whether the system has been built according to user needs. However, the implementations are sometimes less than optimal and so we need an evaluation to identify the UAT process.
This study aimed to evaluate UAT process in industrial product development using pragmatic testing approach so that it can provide a picture of the UAT process which already underway, and help project teams manage quality risk system so that the UAT process can be optimized.
- Some of the variables used in this UAT evaluation process are requirement testing definition, test planning, UAT execution and pragmatic factors testing that affect risk quality; namely functionality, usability and user interface as well as error handling recovery.
- In this research, 6 hyphotesis are also used for measuring the evaluation of UAT process.
This study was conducted in ten (10) IT product development company located in Jakarta, Yogyakarta, Bandung and the Philippines, to 43 respondents consist of testers, developers, business analysts and project managers. The results showed that the average value of the UAT stage is still at the value of 3 (neutral), it means that requirement definition, design testing and implementation of UAT needs to be improved.
While on the mean analyses of pragmatic testing for the quality risk (functionality, usability&user interface and error handling recovery) showed that these factors have an important effect in the UAT process and provide positive expectations of the system. This study also gives recommendation for the testers so the UAT can be optimized.
Kata Kunci : Evaluasi UAT, User Acceptance Testing, Pragmatic testing, Kualitas Risiko. : EVALUASI PROSES UAT (USER ACCEPTANCE TESTING) DALAM PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN PENDEKATAN PENGUJIAN PRAGMATIS
Apa fungsi dari test case?
Quality Assurance Lead at Rumah Siap Kerja – Diterbitkan 31 Mar 2022 Hello Warganet! Karena sudah mendekati bulan ramadhan, mestinya semangat juga makin plus plus ya buat mengisi hari dengan hal-hal positif. Nah pada kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu poin yang ga kalah penting dalam suatu pengujian dan pengembangan software.
Sebelum itu, mari kita pahami terlebih dahulu Test Case. Apa itu test case ? Test Case adalah suatu rancangan atau rangkaian mengenai tindakan yang dilakukan oleh seorang Quality Assurance atau tester untuk melakukan verifikasi terhadap fitur atau fungsi tertentu dari sebuah perangkat lunak. Tujuan adanya test case untuk apa sih ? Pembuatan test case bertujuan untuk memastikan bahwa suatu sistem dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan kebutuhan awal serta mampu memberikan respon ketika terdapat suatu masukan yang tidak valid.
Apa aja sih komponen test case ?
TestCaseId : Pengidentifikasi unik dari kasus uji. Ini adalah bidang wajib yang secara unik mengidentifikasi kasus uji mis. TC_01. Description : Detail tentang kasus yang akan di uji, mendefinisikan tujuan kasus uji contoh : verifikasi bahwa pengguna dapat masuk dengan nama pengguna dan kata sandi yang valid. Prerequisite or pre-condition : Satu set prasyarat yang harus diikuti sebelum menjalankan langkah-langkah pengujian. contoh : Saat menguji fungsionalitas aplikasi setelah login, kita dapat memiliki bidang prasyarat sebagai “Pengguna harus masuk ke aplikasi”. Test Steps : Langkah-langkah rinci untuk melakukan test case. Ini adalah bidang yang paling penting dari kasus uji. test step harus memiliki langkah-langkah yang jelas dan tidak ambigu sehingga orang lain dapat mengikuti langkah-langkah pengujian selama pelaksanaan pengujian. Expected result : Hasil yang diharapkan agar lulus test baik itu hasil positif atau negatif. Berdasarkan langkah-langkah pengujian yang diikuti dan data uji yang digunakan. contoh : pengguna berhasil login dan menavigasi ke halaman home. Actual result : Hasil setelah menjalankan langkah-langkah pengujian. Kolom ini diisi hanya selama pelaksanaan tes. contoh : Successfull Test Result : Status Passed / Failed dari eksekusi tes. Berdasarkan hasil yang diharapkan dan hasil yang sebenarnya, kasus uji ditandai sebagai lulus atau Gagal. Automation Status : Apakah aplikasi tersebut otomatis atau tidak. Ini adalah bidang opsional yang digunakan hanya ketika kami memiliki otomatisasi dalam proyek. Date : Tanggal pelaksanaan tes. Bidang ini membantu melacak pengulangan yang berbeda selama beberapa siklus eksekusi pengujian. Executed by : Nama orang yang mengeksekusi test case. Bidang ini membantu ketika ada beberapa anggota tim yang mengerjakan aktivitas eksekusi pengujian.
Pasti ada yang tanya banyak banget ya komponen Test Case ? Tidak semua komponen test case di atas wajib di gunakan, menyesuaikan kebutuhan dari masing-masing perusahaan, ada opsi lain jika teman-teman memakai Test Management Tools (TestRail) pasti akan terliat lebih simpel sepeti gambar di bawah ini : Untuk yang ingin template Test case mendetail dalam format xls yang dapat diunduh di sini ya : Oke, mungkin cukup sekian artikel dari saya mengenai test case, semoga bisa memberikan gambaran kepada teman-teman mengenai test case. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Bye :)))
Apa bedanya test case dan test scenario?
Perbedaan Test Scenario dan Test Case
Aps sih bedanya antara Test Scenario dengan Test Case. Kita sering kebingungan untuk membedakan antara test scenario dan test case 1. Test scenario itu sifatnya lebih umun, tidak spesifik, tidak menyebutkan langkah-langkah pengujianSemantara Test case lebih spesifik menyebutkan langkah-langkah pengujian serta hasil yang diharapkan seperti apa2. Test case memberikan konsep informasi secara rinci tentang apa yang akan diuji dan step yang harus dilakukan serta expected result nya sedangkan Test scenario konsep yang hanya memberikan summary hal yang akan diuji
3. Test Case Membuat dokumentasi secara detail. sedangkan Test Scenario Dibutuhkan diskusi dan pendeskripsian lebih detail.4. Importance. Test case sangat penting ketika pengujian tidak terpusat dan development dilakukan onsite. Membuat test case secara detail akan membantu development team dan QA dalam sinkronisasi.
Sedangkan Test Scenario sangat penting ketika waktu yang dimiliki untuk melakukan testing sangat terbatas dan setiap individu dalam tim setuju dan memahami detail dari test scenario yang ada.5. Berdasarkan Keuntungan, Satu kali pendokumentasian dari semua Test Case bermanfaat untuk mendeteksi bugs meski regression test dilakukan berulang-ulang dimasa mendatang.
Test case sangat membantu saat melaporkan bug, penguji hanya perlu memberikan ID Test Case dan tidak perlu menyebutkan stepnya secara detail. Sedangkan, Menghemat waktu, penambahan dan perubahan test scenario lebih mudah dan tidak spesific terhadap orang tertentu.
Kenapa memilih metode black box?
Keuntungan dari Black – box Testing : Penguji tidak perlu memiliki pengetahuan tentang bahasa pemrograman tertentu. Pengujian yang dilakukan berdasarkan sudut pandang user agar dapat mengungkapkan konsistensi atau ambiguitas dalam spesifikasi. Programmer dan tester memiliki ketergantungan satu sama lain.
Apa itu metode pengujian black box?
Iskandaria (2012), Pengujian blackbox ( blackbox testing) adalah salah satu metode pengujian perangkat lunak yang berfokus pada sisi fungsionalitas, khususnya pada input dan output aplikasi (apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum).
Apa perbedaan testi dan tester?
Testee adalah responden yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan dinilai atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seseorang yang diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes kepada responden.
Apa tujuan dari pengujian performa?
Dalam artikel ini – Pengujian performa membantu memelihara sistem dengan benar dan memperbaiki cacat sebelum masalah mencapai pengguna sistem. Ini membantu menjaga efisiensi, daya tanggap, skalabilitas, dan kecepatan aplikasi jika dibandingkan dengan kebutuhan bisnis.
Jika dilakukan secara efektif, pengujian performa akan memberi Anda informasi diagnostik yang diperlukan untuk menghilangkan kemacetan, yang mengarah pada performa yang buruk. Penyempitan terjadi ketika aliran data terganggu atau berhenti karena kapasitas yang tidak mencukupi untuk menangani beban kerja.
Untuk menghindari mengalami performa yang buruk, waktu penerapan, dan sumber daya untuk menguji performa sistem. Dua bagian dari pengujian performa, pengujian beban dan pengujian tegangan, dapat menentukan batas atas (mendekati batas kapasitas) dan maksimum (titik kegagalan), dari kapasitas aplikasi masing-masing.
Dengan melakukan pengujian ini, Anda dapat menentukan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung beban kerja yang diantisipasi. Praktik terbaik adalah merencanakan buffer beban untuk mengakomodasi lonjakan acak tanpa membebani infrastruktur. Misalnya, jika beban sistem normal adalah 100.000 permintaan per detik, infrastruktur harus mendukung 100.000 permintaan pada 80% dari total kapasitas (yaitu, 125.000 permintaan per detik).
Jika Anda mengantisipasi bahwa aplikasi akan terus mempertahankan 100.000 permintaan per detik, dan SKU (Stock Keeping Unit) saat ini memperkenalkan latensi pada 65.000 permintaan per detik, kemungkinan besar Anda perlu meningkatkan produk Anda ke SKU berikutnya yang lebih tinggi.
Apa tujuan dari pengujian konsep?
Pengujian konsep adalah sebuah proses untuk mengetahui dan mengevaluasi respon dari konsumen terhadap sebuah gagasan produk sebelum diperkenalkan ke pasar dengan menggunakan metode kuantitatif.