Prinsip Prinsip Pengembangan Rancangan Pembelajaran Yang Mendidik?

Prinsip Prinsip Pengembangan Rancangan Pembelajaran Yang Mendidik
Tahukah Anda, Ada 8 Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik BlogPendidikan.net – Pembelajaran yang efektif menjadikan informasi mudah dipahami siswa dan bertahan lama pada ingatannya. Melalui pembelajaran yang efektif, siswa dapat merasakan makna mendalam dari proses belajarnya sehingga semua yang dipelajarinya dapat diterapkan dan diamalkan secara berkelanjutan dalam kehidupan sehari-harinya.

Efektivitas Belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan sangat bergantung pada terlaksananya prinsip belajar dan pembelajaran. Prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental tentang kebenaran umum yang dijadikan oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai sebuah pedoman untuk berpikir dan bertindak. Baca Juga : Sebuah prinsip akan menjadi landasan berpikir dalam memaknai sebuah obyek atau subyek tertentu.

Prinsip Prinsip Pembelajaran

Dengan demikian, pengertian prinsip belajar dan pembelajaran adalah sejumlah pernyataan fundamental yang menjadi landasan dalam belajar dan pembelajaran. Untuk itu, proses pembelajaran harus diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki.

  • Berikut ini merupakan 8 prinsip pembelajaran mendidik yang berlaku secara umum disekolah, yaitu :
  • 1. Prinsip Perhatian dan Motivasi
  • Perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran dirasa penting atau dibutuhkan siswa dan diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan akhirnya membangkitkan motivasi.
  • 2. Prinsip Keaktifan

Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa mengalaminya sendiri, guru sekedar membimbing dan mengarahkan. Baca Juga:

  1. 3. Prinsip Pengalaman atau Keterlibatan Secara Langsung
  2. Tiap-tiap siswa haruslah terlibat langsung dengan merasakan dan mengalaminya, sehingga siswa secara langsung dapat mengamati dan menghayati sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna.
  3. 4. Prinsip Pengulangan
  4. Belajar adalah melatih daya manusia terdiri atas mengamati, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan lainnya yang akan berkembang dan menguat ketika dilakukan pengulangan-pengulangan.

Baca Juga:

  • 5. Prinsip Tantangan
  • Pembelajaran yang dirancang dengan penuh tantangan bagi siswa dengan memunculkan masalah untuk dipecahkan dapat mendorong rasa ingin tahu siswa untuk terus mempelajarinya, sehingga menimbulkan motivasi untuk belajar.
  • 6. Prinsip Balikan dan Penguatan

Pembelajaran harus didasarkan atas temuan-temuan sebelumnya sehingga guru dapat memberikan balikan atau penguatan atas temuan-temuan tersebut. Guru harus memikirkan bentuk balikan atau penguatan untuk memotivasi siswa belajar. Baca Juga: 7. Prinsip Perbedaan Individu Setiap siswa memiliki keunikan dan potensi untuk dikembangkan.

Pembelajaran yang dilaksanakan harus sesuai dengan potensi dan karateristik siswa agar pembelajaran efektif.8. Prinsip Persepsi yaitu respon siswa yang khas dari stimulus yang diterimanya. Persepsi melahirkan pandangan yang bersifat kompleks yang menyebabkan seseorang menerima, menyangkal, atau ragu-ragu terhadap pendapat orang lain.

Semua proses belajar selalu dimulai dengan persepsi yang kemudian akan diterima dalam struktur kognitif siswa. Persepsi bersifat relatif dan selektif, sehingga untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, siswa perlu memiliki persepsi yang baik mengenai apa yang akan dipelajarinya.

Prinsip-prinsip apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan sistem pembelajaran?

Prinsip Perencanaan Pembelajaran. – Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala (Hermawan, 2007) yang meliputi :

Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran. Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess penentuan target pembelajaran. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran. Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.

Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai scenario yang sudah disusun. Sedangkan berdasarkan asumsi prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan pembelajaran yang masih bersifat umum maupun perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan tersebut harus memenuhi unsur :

You might be interested:  Bagaimana Posisi Dagu Saat Melakukan Gerakan Menggantung?

Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh guru termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara keilmuan. Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan sistematikanya atau urutan penyajianya. Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, anatara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan suatu dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapan tujuan atau kompetensi. Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar. Indicator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian. Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indicator, materi pokok, pengalaman belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan pristiwa yang terjadi. Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajaran harus dapat mengkomodasai keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan tuntutan masyarakat. Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

Mengapa guru harus menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik?

Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik sangatlah penting bagi guru dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif,efisien, dan optimal. Dengan menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik setidaknya guru dapat memahami apa dan bagaimana sebenarnya proses belajar itu terjadi pada diri peserta didik, sehingga guru dapat mengambil tindakan pedagogik dan edukatif yang tepat bagi penyelenggaraan pembelajaran.

  1. Selain itu guru dapat memilih dan menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang luwes, variatif, dan efektif dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
  2. Ompetensi pedagogik yang menjadi unsur penilaian kinerja guru adalah kompetensi menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran.

Dalam kompetensi ini guru dituntut untuk mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru menyesuaikan metode pembelajaran supaya sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar.

Apa yang dimaksud dengan pembelajaran yang mendidik?

1. Pembelajaran yang mendidik adalah suatu pembelajaran yang terutama menyediakan lingkungan pembelajaran dan memfasilitasi pembentukan kemampuan subyek didik yang utuh.

Apa saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip pembelajaran?

Foto oleh Max Fischer dari Pexels Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengajar adalah memberi pelajaran. Sedangkan menurut Hamalik, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak didik, usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, memberikan bimbingan belajar kepada murid, mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, kegiatan yang bertujuan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, suatu proses membantu siswa dalam menghadapi kehidupan di lingkungan masyarakat sehari-hari.

  1. Dari definisi mengajar di atas, seorang guru harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu supaya tujuan dari pengajaran yang diberikan dapat tercapai dengan optimal.
  2. Selain itu, seorang guru juga harus menguasai berbagai teori pembelajaran dan mengetahui prinsip-prinsip dalam Pembelajaran.
  3. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pembelajaran? Prinsip pembelajaran merupakan landasan berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.

Prinsip-prinsip seorang guru dalam proses belajar dan pembelajaran di kelas turut menentukan kualitas pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Dengan kata lain, prinsip mengajar bagi guru adalah pedoman bagaimana menyelenggarakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.Dengan mengetahui prinsip-prinsip pengajaran ini, Guru Pintar dapat memberikan pengalaman belajar yang terbaik dan bermakna bagi siswa-siswi yang diajar.

Apa dampaknya bila seorang guru tidak memahami prinsip pembelajaran?

Dampak bagi peserta didik jika guru tidak menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat adalah mereka akan beranggapan bahwa belajar tidak perlu. Mereka akan beranggapan bahwa belajar akan selesai ketika mereka lulus dari sekolah. Setelahnya, mereka tidak perlu mencari pengetahuan baru.

You might be interested:  Berikut Tahapan Yang Berkaitan Dengan Rancangan Penelitian Sosial?

Mengapa prinsip-prinsip dalam belajar dan pembelajaran berimplikasi pada guru dan peserta didik?

mengapa prinsip prinsip belajar berimplikasi bagi siswa dan guru? ​ – Brainly.co.id Jawaban: Alasan kenapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi pada siswa dan guru : a. Karena siswa merupakan objek sekaligus subjek utama dalam kegiatan proses pembelajaran, Para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar.b.

Mengapa Sebagai seorang calon guru Anda perlu memahami prinsip-prinsip dalam penyusunan bahan ajar?

Seorang guru perlu mempelajari prinsip – prinsip pembelajaran agar siswa mampu memahami dan menguasai materi pembelajaran yang diberikan, – Salah satu hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dan wajib terpenuhi sebagai efek kegiatan pembelajaran tersebut adalah bagaimana persepsi atau kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang telah diberikan.

Artinya, jika siswa mampu memahami dan menguasai materi pembelajaran yang diterima maka tentu tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh guru yang berkenaan dengan persepsi dan penerimaan materi dalam pembelajaran, antara lain : ▪︎Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik pula hal – hal tersebut diingat siswa.

▪︎Menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru untuk memastikan siswa tidak mempelajari sesuatu yang keliru atau tidak relevan. ▪︎Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda asli dengan gambar atau potret benda tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat untuk menghindari persepsi yang keliru.

Bagaimana hubungan antara mengajar dan mendidik?

” Education is not preparation for life; education is life itself ” -John Dewey- Bagi saya, ini adalah pertanyaan mendasar yang tidak bisa dijawab secara spontanitas. Ini karena saya tidak mau seperti kebanyakan orang yang terjebak pada definisi yang sama bahwa pendidikan dan pengajaran adalah sama saja.

  • Bagi saya tidak, keduanya memiliki pengertian mendasar yang berbeda, serta kajian-kajian referensi yang mendalam untuk mengetahui lebih dalam tentang perbedaan antara mendidik dan mengajar,
  • Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.

Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.

Menurut Paulo Freire, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, sedangkan John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan agar ada perubahan dalam masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses transfer dan pencarian nilai yang terjadi dilevel individu maupun masyarakat yang mengarah kepada perubahan kondisi kearah yang lebih baik.Maka sejatinya pendidikan adalah juga proses pembebasan manusia, karena telah begitu banyak penindasan terjadi diantara manusia.

Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis.

Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik.

Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan.

Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik.

Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik, sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik.

You might be interested:  Bagaimana Cara Melakukan Gerakan Lompat Jongkok?

Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tetapi perlu memahami dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikannya dengan sikap dan keperibadiaan yang harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma dalam masyarakat.

Jadi, jika hasil pengajaran dapat dilihat dalam waktu singkat atau paling lama tiga tahun, keluaran pendidikan tidak dapat dilihat sebagai satu hasil yang segmentatif. Hasil pendidikan tercermin dalam sikap, sifat, perilaku, tindakan, gaya menalar, gaya merespons, dan corak pengambilan keputusan peserta didik atas suatu perkara.

Pedagogy dan Andragogy Penting juga mengetahui tentang Pedagogy dan Andragogy, ini adalah dua model pendekatan pendidikan menurut Paulo Freire. Pedagogy adalah metode pendekatan yang menempatkan objek pendidikannya sebagai ‘anak-anak’ meskipun usia bioogisnya sudah termasuk ‘dewasa’. Konsekuensinya adalah menempatkan peserta didik sebagai ‘murid’ yang pasif, yang sepenuhnya menjadi objek suatu proses belajar, seperti ‘guru menggurui, guru mengevaluasi, murid dievaluasi.

Sebaliknya Andragogy atau pendidikan ‘orang dewasa’ adalah metode pendekatan yang menempatkan peserta didik sebagai orang dewasa, murid sebagai subjek dari sistem pendidikan yang aktif. Fungsi guru adalah sebagai ‘fasilitator’ bukan menggurui, dan relasi antara guru-murid bersifat ‘multicommunication’ dan seterusnya.

Pendidikan juga seharusnya tidak berada jauh dengan realitas, yaitu pendidikan yang dekat dengan kondisi real masyarakat, karena pendidikan bertujuan untuk transformasi/perubahan dalam masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik. Pendidikan seharusnya membangun kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi terhadap sistem yang dominan.

Sehingga pandangan pendidikan seperti itu akan melahirkan aliran pendidikan yang disebut pendidikan kritis. Proses dalam pendidikan seharusnya dapat menjadi proses pembebasan manusia dari penindasan. Sejarah membuktikan telah begitu banyak proses penindasan terjadi terhadap manusia, bahkan hingga saat ini.

Karena baik si penindas, maupun yang tertindas, sama-sama mengalami proses dehumanisasi (kehilangan kemanusiannya) karena menyalahi kodrat manusia itu sendiri. Sejatinya manusia harus dipandang dan diperlakukan sebagai seorang manusia yang memiliki hak dan kewajiban serta sama harkat dan martabatnya dengan manusia lain.

Pendidikan pun seharusnya tidak menempatkan guru/pengajar sebagai subjek dan murid/peserta belajar sebagai objek, namun, menempatkan guru/pengajar sebagai subjek (dalam hal ini fasilitator) dan murid/perserta belajar sebagai subjek pula. Sehingga pendidikan kritis pun dapat terwujud dan menghasilkan manusia yang kritis dan mampu membawa perubahan dalam masyarakat ke arah yang lebih baik.

Simpulan Mendidik ( pedagogy ) yang dikatakan oleh sebagian orang sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban.

Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa mendidik bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value, Dengan demikian pendidikan dapat menjadi penolong bagi umat manusia. Sementara mengajar hanya pada tataran transfer of knowledge.

Eteladanan adalah sikap terpuji yang semestinya melekat pada semua guru. Jadi, dengan demikian, setiap guru seharusnya menjadi model untuk mendorong pembentukan sikap terpuji peserta didik.Disinilah tugas guru bukan sekadar mengajar yang sangat teknis, melainkan mendidik untuk membentuk insan generasi muda yang berperilaku mulia, baik, jujur serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa didiknya.

( Iden Wildensyah / diolah dari berbagai sumber ) Prinsip Prinsip Pengembangan Rancangan Pembelajaran Yang Mendidik Lihat Pendidikan Selengkapnya Beri Komentar Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Bagaimana prinsip dalam menyusun tujuan pembelajaran?

Prinsip – prinsip merumuskan tujuan pembelajaran harus mengandung unsur-unsur yang disebut sebagai ABCD, yaitu: A: Audience artinya SIAPA; B: Behaviour adalah PERILAKU; C: Condition merupakan KONDISI; dan D: Degree adalah KRITERIA. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan pada orientasi ranah pembelajaran, yaitu

Prinsip prinsip apakah yang harus diperhatikan dalam pengembangan materi atau bahan ajar?

Gafur (2004) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.