Artikel Diterbitkan oleh on 1 year ago Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Di dalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu :guru, siswa, tujuan, metode, materi, alat pembelajaran (media), evaluasi.
- Interaksi yang terjadi antara komponen guru dan siswa itu harus adil, yakni adanya komunikasi yang timbal balik di antara keduanya, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media.
- Siswa jangan selalu dianggap sebagai subjek belajar yang tidak tahu apa- apa.
- Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan, serta kemampuan yang berbeda.
Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Sebagai sebuah sistem, masing-masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh.
- Masing- masing komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi.
- Misalnya dalam menentukan bahan pembelajaran merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu disampaikan akan menggunakan strategi yang tepat yang didukung oleh media yang sesuai.
Dalam menentukan evaluasi pembelajaran akan merujuk pada tujuan pembelajaran, bahan yang disediakan media dan strategi yang digunakan, begitu juga dengan komponen yang lainnya saling bergantung (interdevedensi) dan saling terobos (interpenetrasi).1. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan pembelajaran.
Contents
Apa saja 3 komponen utama dalam RPP?
Ada 3 komponen inti, yaitu: Tujuan pembelajaran; Langkah-langkah pembelajaran (kegiatan); dan, Penilaian pembelajaran (asesmen).
Apa yang dimaksud dengan rancangan pembelajaran?
Pentingnya Rancangan Pembelajaran Dalam Sebuah Refleksi Depoedu.com – Rancangan pembelajaran merupakan “kompas” penunjuk arah bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Tentu dalam merancang ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan dan harus disiapkan sehingga melalui rancangannya seorang guru bisa memastikan seluruh proses pembelajaran bisa efektif dan efisien.
Pengajaran tanpa sebuah rancangan yang baik maka bisa berakibat fatal dalam pembentukan pemahaman dalam diri anak didik. Efek dari sebuah rancangan bisa diibaratkan dalam mendirikan sebuah bangunan. Dalam mendirikan bangunan yang kokoh rancangan yang dibuat harus matang karena bila tidak maka bangunan itu akan mudah roboh, begitu pula dalam pengajaran tanpa sebuah rancangan yang baik maka proses pembelajaran yang dilalui tidak akan membuat siswa menjadi lebih kuat untuk tumbuh ke tahap selanjutnya.
Sehingga bila ditimbang akibatnya mana yang lebih berbahaya membangun bangunan tanpa rancangan atau mengajar tanpa sebuah rancangan ? Membangun tanpa rancangan, bagunan itu yang akan roboh dan bangunan adalah benda mati akan tetapi pengajaran tanpa rancangan yang baik maka kualitas manusia menjadi pertaruhan.
Dalam pengajaran manusia yang dibangun. Sekolah Stella Maris adalah salah satu sekolah yang concern terhadap konten rancangan pembelajaran. Pembelajaran yang diharapkan dapat memuat adanya 5 M yang terdiri dari mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Dalam tahap mengamati, proses bisa dilakukan dengan observasi pada suatu obyek secara nyata untuk memperoleh suatu data.
Data yang diperoleh bisa menstimulasi rasa ingin tahu pada diri anak sehingga bisa menjadi landasan pemikiran kriitis untuk masuk pada tahap menanya. Tahap menanya adalah tahap yang bisa menjadi tahap eksplorasi pengetahuan terhadap suatu obyek yang sedang diamati.
- Di samping itu dalam tahap menaya ada proses pembentukan sikap berani bertanya dan siap mendapatkan respon secara verbal baik dari guru atau siswa lainnya.
- Dalam dialog bertanya sebenarnya ada satu hal lagi yang muncul dalam diri siswa yaitu mereka mempunyai argument, baik saat mengajukan pertanyaan, menjawab sebuah pertanyaan atau merespon sebuah jawaban dari pertanyaan.
Tahap selanjutnya adalah mencoba. Tahap ini adalah bagian dari proses menginternalisasi sebuah pengetahuan yang didapatkan baik dari informasi guru atau dari data yang diperoleh melalui observasi sehingga berharap pembelajaran menjadi semakin bermakna.
Tahap ke-4 adalah tahap menalar, dalam tahap ini anak diarahkan untuk bisa mengaitkan dari berbagai informasi sehingga anak mempunyai dasar dalam membuat kesimpulan. Tahap terakhir adalah mengkomunikasikan. Tahap ini anak bisa mempresentasikan dari sebuah hasil pembelajaran yang dialaminya. Terkait penajaman 5 M dalam pembelajaran, lingkungan yang menjadi tema pembelajaran di Kelas I di creat dengan melakukan pembelajaran di luar kelas yaitu dengan uji coba pembibitan sayuran dengan media polybag,
Rancangan ini menghasilkan pengalaman tersendiri bagi siswa karena melalui proses pembibitan muncul pertanyaan yang sangat kritis dari anak “kapan kira kira benih ini tumbuh ?” Pertanyaan ini rasanya sederhana tetapi jawaban dari guru akan menjadi dasar pembuktian sebuah proses percobaan yang mereka lakukan, sehingga mereka bisa menghubungkan dengan data yang akan mereka peroleh melalui observasi.
- Sekitar 10 hari kemudian anak melakukan observasi benih yang mereka tanam di polybag masing masing.
- Setiap polybag sudah diberi nama sesuai pemiliknya.
- Dalam tahap ini ada respon yang sangat beragam “hore benihku jadi tanaman” tapi ada siswa yang mengamati tanamannya kemudian membandingkan dengan tanaman milik temannya.
Secara spontan anak itu menyampaikan kepada guru “mengapa bibitku hanya sedikit yang tumbuh tidak seperti milik temanku ?” Sekilas itu terdengar sebagai sebuah keluhan, tetapi bila dilihat lebih dalam keluhan itu sebenarnya sebuah pertanyaan yang diajukan berdasarkan data – data yang ia peroleh.
- Guru pun akhirnya mengurai penyebab mengapa ada yang tumbuh dengan baik dan ada yang tidak.
- Pengalaman ini menjadi sebuah proses konstruksi pemahaman yang baik tentang menanam sayur.
- Akhir dari pembelajaran ini siswa mengkomunikasikan tanamannya masing – masing terkait proses penanaman, jenis tanaman, manfaat tanaman dan mengkategorikan tanaman subur atau tidak subur.
Melalui percobaan, mengobservasi, menghubungkan data dan menanya akan membangun pengetahuan anak menjadi semakin kuat dan utuh. Proses yang bermakna ini terjadi tentu diawali sebuah rancangan pembelajaran yang baik dengan tujuan pembelajaran yang jelas.
Apa yang dimaksud RPP dan komponennya?
Pengertian RPP – Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).
Komponen apa yang dapat ditambahkan dalam RPP?
Tanya Jawab Konsep RPP Sederhana Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP dimana RPP hanya terdiri dari 3 komponen yang meliputi: tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assessment).Guru dapat menyusun, mengembangkan, memilih,memodifikasi dan menggunakan RPP secara bebas dan sederhana sesuai dengan 3 prinsip tersebut diatas.
- Tujuan dari penyederhanaan RPP ini adalah untuk meringankan beban administratif guru dan memberikan kebebasan kepada guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam proses pembelajaran.A.
- Ebijakan Penyederhanaan RPP 1.
- Apa yang menjadi pertimbangan penyederhanaan RPP? Guru-guru sering diarahkan untuk menulis RPP dengan sangat rinci sehingga banyak menghabiskan waktu yang seharusnya bisa lebih difokuskan untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri 2.
Apa yang dimaksud dengan prinsip efisien, efektif dan berorientasi pada murid? ▪ Efisien berarti penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga.▪ Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.▪ Berorientasi pada murid berarti penulisan RPP dilakukan dengan mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar murid di kelas.3.
Apakah RPP dapat dibuat dengan singkat, misalnya hanya satu halaman? Bisa saja, asalkan sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi kepada murid. Tidak ada persyaratan jumlah halaman.4. Apakah ada standar baku untuk format penulisan RPP? Tidak ada. Guru bebas membuat, memilih, mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid.5.
Bagaimana dengan format RPP yang sudah dibuat guru? ▪ Guru dapat tetap menggunakan format RPP yang telah dibuatnya.▪ Guru dapat pula memodifikasi format RPP yang sudah dibuat sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi kepada murid.6. Berapa jumlah komponen dalam RPP? Ada 3 komponen inti, yaitu:▪ Tujuan pembelajaran;▪ Langkah-langkah pembelajaran (kegiatan); dan,▪ Penilaian pembelajaran (asesmen).Komponen-komponen lainnya adalah pelengkap.
- Tujuan pembelajaran ditulis dengan merujuk kepada kurikulum dan kebutuhan belajar murid.
- Egiatan belajar dan asesmen dalam RPP ditulis secara efisien B.
- Pengembangan RPP 1.
- Apa yang dimaksud dengan RPP? Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
(Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses) 2. Dokumen apa yang menjadi dasar pengembangan RPP? RPP dikembangkan dari silabus dan disusun berdasarkan KD atau subtema.3. Apakah guru harus membuat silabus? Tidak! Guru tidak harus membuat silabus.
Buku II KTSP (silabus) sudah disusun oleh Pemerintah. (Lampiran Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP) 4. Apa tujuan penyusunan RPP? Untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). (Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses) 5.
Apakah guru wajib menyusun RPP? Ya! Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. (Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses) 6. Untuk apa guru menyusun RPP? Agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
- Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses) 7.
- Apakah satu RPP hanya dapat digunakan untuk satu pertemuan? Tidak! Satu RPP dapat digunakan untuk satu pertemuan atau lebih 8.
- Apakah penyusunan RPP merupakan tugas administratif seorang guru? Tidak! Penyusunan RPP bukan merupakan pekerjaan yang bersifat administratif, melainkan bagian dari tugas profesi seorang guru sebagaimana tercantum pada pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.9.
Apa saja komponen inti RPP? Komponen inti RPP adalah:1. Tujuan pembelajaran2. Langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran3. Penilaian pembelajaran (assessment)(Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 tahun 2019) 10. Dapatkah komponen inti ditambah dengan komponen lain? Ya, dapat.11.
- Omponen apa yang dapat ditambahkan? 1.
- Omponen yang tercantum pada lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan2.
- Omponen lain yang dianggap perlu oleh guru.12.
- Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran? Tujuan pembelajaran adalah rumusan kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan A.
Tujuan Pembelajaran berdasarkan Behaviourism 13. Apa saja komponen tujuan pembelajaran? Dalam behaviourism, komponen tujuan pembelajaran terdiri atas audience (A), behaviour (B), condition (C), dan degree (D). Namundemikian, dalam konteks materi dan kemampuan tertentu komponen degree (D) bisa saja tidak ada.14.
- Apa yang dimaksud dengan audience, behaviour, condition, dan degree? Audience adalah siswa (peserta didik), yakni siapa yang mengikuti proses pembelajaran.
- Behaviour adalah perilaku siswa yang dapat diamati selama mengikuti proses pembelajaran.
- Rumusan perilaku ini berupa kata kerja aktif.
- Condition adalah persyaratan yang harus dipenuhi, sehingga perilaku yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh siswa.
Degree adalah tingkat keberhasilan pencapaian perilaku yang dapat berbentuk kecepatan, ketepatan, kuantitas, dan/atau kualitas, tetapi bukan nilai karakter.15. Seperti apa contoh tujuan pembelajaran? 1. Melalui kegiatan mengamati video daur air, siswa dapat menjelaskan tahapan proses terjadinya hujan secara tertulis.Audience: siswaBehaviour: menjelaskan tahapan proses terjadinya hujanCondition: melalui kegiatan mengamati video daur airDegree: secara tertulis2.
Setelah melakukan gerakan pada permainan sederhana, siswa dapat berjalan lurus ke satu arah dengan tepat.Audience: siswaBehaviour: berjalan lurus ke satu arahCondition: setelah melakukan gerakan pada permainan sederhanaDegree: dengan tepat3. Melalui lagu, siswa dapat memperkenalkan diri dengan menyebut nama panggilan.Audience: SiswaBehaviour: Memperkenalkan diriCondition: Melalui laguDegree: Tidak ada*Komponen ABCD tidak harus disusun berurutan berdasarkan abjad B.
Tujuan Pembelajaran berdasarkan Non-Behaviourism 16. Apa saja komponen tujuan pembelajaran? Dalam non-behaviourism, komponen tujuan pembelajaran terdiri atas audience, behaviour, dan content 17. Apa yang dimaksud dengan audience, behaviour, dan content? Audience adalah siswa (peserta didik), yakni siapa yang mengikuti proses pembelajaran.
Behaviour adalah perilaku siswa yang dapat diamati selama mengikuti proses pembelajaran. Rumusan perilaku ini berupa kata kerja aktif. Content adalah materi yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan abstrak (keterampilan berpikir kognitif) dan keterampilan konkrit (keterampilan kinestetik) 18.
Seperti apa contoh tujuan pembelajaran? Contoh tujuan pembelajaran:1. Siswa dapat menjelaskan tahapan proses terjadinya hujan melalui kegiatan mengamati video daur air.Audience: siswaBehaviour: menjelaskanContent: tahapan proses terjadinya hujan2. Siswa dapat berjalan lurus ke satu arah pada permainan sederhana.Audience: siswaBehaviour: berjalan lurus ke satu arahContent: permainan sederhana3.
Siswa dapat memperkenalkan diri dengan menyebut nama panggilan.Audience: SiswaBehavior: Memperkenalkan diriContent: Nama panggilan 19. Apa yang dimaksud dengan langkah-langkah pembelajaran? Langkah-langkah pembelajaran adalah urutan aktititas pembelajaran yang terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup.20.
Apa saja kegiatan yang harus dikembangkan pada setiap langkah pembelajaran? Pendahuluan, berisi aktifitas guru dalam menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaranyang dapat dilakukan dengan cara memberi motivasi belajar, mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan apa yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dan menyampaikan cakupan materi.
Inti, berisi aktifitas siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dengan menggunakan metode dan media pembelajaran serta sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan tujuan yang akan dicapai. Aktifitas proses pembelajaran tersebut dilaksanakan secara tematik integratif.
Penutup, berisi aktifitas bersama antara guru dan siswa dalam melakukan refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkaian aktifitas dan hasil-hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran yang telah berlangsung, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas serta menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untukpertemuan berikutnya.21.
Apa yang dimaksud dengan penilaian pembelajaran? Penilaian pembelajaran adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.22. Aspek apa yang harus dinilai? Aspek yang harus dinilai meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.23. Apa yang dimaksud dengan penilaian sikap? Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku (tindakan) peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial.24.
Bagaimana melakukan penilaian sikap? Pada penilaian sikap diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik. Perilaku menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) yang dijumpai selama proses pembelajaran ditulis dalam jurnal atau catatan pendidik.
- Apabila tidak ada catatan perlu bimbingan di dalam jurnal, peserta didik tersebut dikategorikan berperilaku sangat baik.Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.25.
- Apa yang dimaksud dengan penilaian pengetahuan? Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan mengumpulkan informasi mengenai penguasaan pengetahuan peserta didik.26.
Bagaimana melakukan penilaian pengetahuan? Penilaian pengetahuan dilakukan dengan tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan 27. Apa yang dimaksud dengan penilaian keterampilan? Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan mengumpulkan informasi mengenai kemampuan berpikir dan kinestetik peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.28.
Perencanaan pembelajaran yang baik seperti apa?
Abstrak Tulisan ini berupaya untuk mendeskripsikan fungsi dan kriteria perencanaan pembelajaran yang baik. Fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman bagi siswa dalam kegiatan belajar yang telah disusun secara sistematis dan sistemik.
Riteria perencanaan pembelajaran yang baik adalah harus mempermudah tercapainya tujuan perencanaan pembelajaran, harus dibuat oleh orang-orang yang benar memahami tujuan perencanaan pembelajaran dan harus merupakan forecasting. Fungsi dan kriteria perencanaan pembelajaran sangat penting untuk dipahami oleh seorang guru, agar dapat membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan tepat dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci : Fungsi, dan kriteria pembelajaran A. Pendahuluan Perencanaan pembelajaran merupakan fakor penting dalam suatu proses pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang telah dibuat oleh seorang guru, oleh karena itu komponen-komponen dalam perencanaan pembelajaran harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik.
Dalam membuat perencanaan pembelajaran seorang guru harus berorientasi pada kurikulum yang sedang berlaku. Dengan merencanakan terlebih dahulu apa yang hendak kita ajarkan kepada para siswa, kita sudah mempunyai tujuan baik yaitu mengharapkan adanya proses belajar-mengajar yang berjalan secara terarah, jelas tujuannya, demi memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
Dalam tulisan ini akan disajikan pengertian perencanaan, fungsi perencanaan, dan kriteria perencanaan pembelajaran yang baik.B. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi dan bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang akan diperlukan,C.
Definisi Perencanaan Dalam bahasa Inggris, perencanaan dikenal dengan istilah planning yang artinya serangkaian kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Selain plan dikenal juga istilah design yang berarti perencanaan. Ada juga yang mmengartikan design adalah persiapan. Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan mengembangkan rencana organisasi.
Dalam suatu perencanan berisi perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengn maksud dan tujuan yang telah ditetapkan.D. Definisi pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan pesrta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
- Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu cara untuk mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
- Dalam proses pembelajaran yang sering disebut juga sebagai kegiatan belajar mengajar, guru melakukan kegiatan yang mmembawa anak kea rah tujuan tertentu.
- Sedangkan siswa melakukan kegiatan yang telah disediakan oleh guru yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang akan dicapai.E.
Definisi Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses yang telah dipersiapkan secara sistematis dalam suatu pembelajaran yang akan disalurkan bersama peserta didik. Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu : 1.
- Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunan teknik-teknik yang dapat menghubungkan tingkah laku kognitif dan teori konstruktif terhadap problem pembelajaran.2.
- Perencanaan pembelajaran sebagai sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.3.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang pengetahuan yang memperhatikan hasil-hasil penelitian dari teori tentang strategi pembelajaran dan impliksinya.4. Dengan mengacu pada berbagai sudut pandang di atas, maka perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum.F.
Fungsi Perencanaan Pembelajaran 1. Menurut Kostelnik secara spesifik fungsi perencanaan pembelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 2. Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait dengan pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis untuk memudahkan melakukan proses dan pencapaian hasil pembelajaran secara efektif dan efesien.3.
Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa; yaitu melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif, inovatif. Dengan demikian proses pembelajaran tidak dikesankan sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu rutinitas.4.
Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui perencanaan, sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah diidentifikasi dan bagaimana menelolanya sehingga sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang lebih efektif.5.
Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik; yaitu melalui perencanaa, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki siswa akan teridentifikasi dan merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
- Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik bahwa pada garis besarnya perencanaan pembeljaran berfungsi berikut: 1.
- Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.2.
- Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.3.
Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang digunakan.4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.5. Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.6.
- Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up-todate pada siswa,
- Demikian maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari perencanaan adalah mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik, membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai, dan membantu guru dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.G.
Kriteria Perencanaan Pembelajaran yang baik Adapun kriteria perencanaan pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut : Terarah pada pencapaian tertentu. Karena setiap perencanaan yang dilakukan harus mengacu pada tujuan tertentu. Dilakukan oleh orang yang mampu membuat rencana dan memahami tujuan yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran.
- Jelas. Perencanaan yang dibuat harus benar-benar dilaksanakan,
- Oleh karena itu perencanaan harus dibuat secara detail dan rinci, agar tidak kesulitan dalam mencerna.
- Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Perencanaan merupakan suatu proses dimana terdapat perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengn maksud dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran sebagai sistem yang bertujuan harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan materi pelajran yang harus dipeljari, meruuskan sumber belajar atau media pembelajaran yang akan digunakan.
Fungsi perencanaan sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis. Kriteria perencanaan pembelajaran yang baik adalah terarah sesuai tujuan yang ingin dicapai, dilakukan oleh guru yang paham perencanaan tersebut dan harus dibuat secara jelas.
R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Dirjen Dikti 1993),2 Ahmad Rohani, Pengelolaan Kelas, (Jakarta Rineka Cipta, 2004),67 Hanun Asroha, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,2008), 5 A Madjid, Perencanaan Pembelajaran, 17 Hamali, O., Perencanaan Pengajaran berdasarkan pendekatan sistem, Martiana, 1987 By : Rifa
Apa itu perencanaan dan perencanaan pembelajaran?
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
Langkah langkah dalam membuat perencanaan?
Berikut 7 tahap dalam perencanaan : Merumuskan tujuan Menetapkan tujuan Melakukan analisa kesempatan Melakukan analisa sumber daya Identifikasi dan pengembangan alternatif Implementasi strategi Pelaksanaan keputusan.
Langkah langkah perencanaan pembelajaran pls?
PERENCANAAN PEMBELAJARAN PLS BAB I KONSEP PERENCANAAN 1. Pengertian Perencanaan Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang akan ditentukan (Gaffar,1987).
Fungsi perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai bagaimana cara mencapainya, berapa lama waktu yang akan dibutuhkan, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Yang dimaksud dengan Perencanaan pembelajaran berdasarkan beberapa pendapat, yakni; a. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan (R.
Ibrahim 1993:2).b. Perencanaan Pembelajaran sebagai pedoman mengajar bagi guru/calon guru dan pedoman belajar bagi siswa.c. Perencanaan Pembelajaran merupakan acuan jelas, oprasional, sistematis sebagai pedoman guru dan siswa dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
- Perencanaan Pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilakukan.
- Arakteristik Pembelajaran Mikro, setiap unsur perencanaan tersebut lebih disederhanakan, dan ada penekanaan terhadap jenis keterampilan apa yang akan dilatihkan.
- Esimpulan yang ditarik dari benang merah diatas, Perencanaan Pembelajaran adalah proses memperoyeksikan dari setiap komponen pembelajaran.2.
Langkah-Langkah dalam Perencanaan Secara garis besar terdapat empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah tersebut adalah : a. Menetapkan sasaran Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai organisasi.
- Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu luas.
- Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat mengarahkan sumber agar lebih efektif.b.
- Merumuskan posisi organisasi pada saat ini Jika sasaran telah ditetapkan, pimpinan harus mengetahui dimana saat ini organisasi berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut, sumber daya apa yang dimiliki pada saat ini.
Rencana baru dapat disusun jika organisasi telah mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di dalam organisasi harus terdapat suasana keterbukaan agar informasi mengalir dengan lancar terutama data keuangan dan statistik.c. Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran Selanjutnya perlu diketahui faktor faktor, baik internal maupun eksternal, yang diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang terlah ditetapkan.
Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saat ini, dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi di masa datang. Betapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang paling sulit dalam perencanaan d. Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan,mengevaluasi alternatif alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap paling baik, cocok dan memuaskan.3.
Jenis Perencanaan Dalam setiap organisasi rencana disusun secara hierarki sejalan dengan struktur organisasinya.Pada setiap jenjang, rencana mempunyai fungsi ganda: sebagai sasaran yang harus dicapai oleh jenjang dibawahnya dan merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh jenjang diatasnya.
- Ada dua jenis rencana, yaitu : (1) rencana strategik,yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi, (2) rencana operasional, yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan.4.
- Rencana Operasional Rencana operasional terdiri atas beberapa bentuk, yaitu : (1) rencana sekali pakai (single use plan) yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen (standing plans), yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.5.
Perencanaan Strategik. Sering juga disebut perencanaan jangkah panjang (longe range planning) adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut.
Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
BAB II KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN Perencanaan atau planning adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut apa yang akan dilakukan di masa mendatang, kapan, bagaimana dan siapa yang akan melakukannya. Unsur pengambilan keputusan merupakan unsur penting dalam perencanaan, yaitu proses mengembangkan dan memilih langkah langkah yang akan diambil untuk menghadapi msalah masalah dalam organisasi atau perusahaan.
Pimpinan harus mengambil keputusan tentang ramalan ramalan suatuasi yang akan terjadi di masa datang. Misal keadaan ekonomi, langkah langkah apa yang akan dilakukan oleh pesaing dan sebagainya. Mereka harus memutuskan sasaran yang akan dicapai, menganalisis sumber daya yang dimiliki organisasi, bagaimana mengaplikasikannya dalam rangka mencapai sasaran tersebut.
Dalam hal ini diperlukan sikap fleksibilitas di dalam menghadapi perubahan.1. Komponen Pembelajaran Menurut Ralph W. Tyler (1975) komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi empat unsur yaitu; a. Tujuan Pembelajaran, adalah suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif, baik dari segi pengatahuan keterampilan dan sikap; b.
Isi Pembelajaran, merupakan isi atau bahan yang akan dipelajari siswa; c. Kegiatan Pembelajaran; d. Evaluasi, evaluasi juga berfungsi sebagai dasar diagnosis belajar siswa yang dilanjutkan dengan bimbingan atau untuk pemberian pengayaan.2. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan kepada beberapa kepentingan tersebut, tujuan dan manfaat perencanaan pembelajaran antara lain adalah; a.
Sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan; b. Memberikan gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek; c. Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa; d.
- Arena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect.
- Dalam pembelajaran mikro, ada hal yang disederhanakan, yaitu; a.
- Tujuan atau indikator pembelajaran dibatasi hanya menyangkut aspek-aspek tertentu saja; b.
- Materi pembelajaran tidak terlaru rumit; c.
- Waktu pembelajaran dibatasi disesuaikan dengan selama 10 s.d 15 menit; d.
Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang tersedia; e. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan dan waktu yang tersedia.3. Prinsip Pembelajaran Prinsip pembelajaran adalah merupakan kaidah, hukum dan ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan patokan dalam membuat perencanaan pembelajaran.
Penyusunan perencanaan pembelajaran yang didasarkan pada prinsip yang ditetapkan, maka akan menghasilkan suatu perencanaan pembelajaran yang baik dan siap untuk digunakan. Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi : a. Memperhatikan karakteristik siswa; b. Berorentasi pada kurikulum yang berlaku; c. Untuk kegiatan pembelajaran, dikembangkan secara sistematis dengan mempertimbangkan urutan dari yang mudah menuju yang lebih sulit, dari yang bersifat sederhana kepada yang lebih kompleks.d.
Lengkapi perencanaan pembelajaran dengan lembar kerja dan lembar tugas/petunjuk untuk observasi sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan; e. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat berlangsungnya pembelajaran; f.
Berdasarkan pendekatan sistem. Dalam membuat perencanaan pembelajaran selain harus mempertimbangkan beberapa prinsip yang telah dikemukakan diatas, karena perencanaan pembelajaran sifatnya adalah pedoman oprasional bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. Maka perencanaan pembelajaran tersebut hendaknya dibuat dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut; a.
Spesifik; 3. Sistematis; b. Oprasional; 4. Jangka Pendek. Perencanaan pembelajaran dikatagorikan ke dalam dua bentuk, yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Unsur-unsur yang mesti ada dalam setiap perencanaan yaitu; tujuan, materi, metode; sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut; – Tuliskan identitas mata pelajaran; – Tuliskan standar kompetensi; – Materi pembelajaran; – Kegiatan Pembelajaran; – Menentukan alat, media dan sumber rujukan; – Menentukan prosedur evaluasi. Di dalam proses pemebelajaran, ada juga yang disebut pebelajaran mikro, yaitu proses mengajar yang dilakukan dengan konsep sebenarnya tapi proses pembelajarannya bukan pada kelas yang sebenarnya (real teacing but not real classroom teacing).
Pembelajaran mikro adalah proses latihan yang dilakukan secara terisolir dengan memusatkan pada jenis-jenis keterampilan dasar mengajar tertentu yang dilakukan secara bagian demi bagian dan dilakukan secara terkontrol. Sebagai alat kontrol untuk mengatahui tingkat kemampuan peserta yang telah dilatih, dalam pembelajaran mikro dilengkapi oleh seperangkat alat atau instrumen lain, yaitu pedoman observasi.
- BAB III
- MERENCANAKAN PEMBELAJARAN
Di berbagai wilayah, khususnya di daerah pedesaan, guru menganggap bahwa pekerjaan sebagai pendidik memiliki banyak tantangan. Tantangan tersebut dapat berupa usaha mengetahui dan mengorganisasi minat peserta didik serta mengelola pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Perangkat ini memberikan banyak gagasan tentang perencanaan pembelajaran.1. Kegiatan Kelas Kegiatan kelas yang teratur membantu peserta didik untuk bekerja dengan cepat dan bermakna. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan kelas, adalah sebagai berikut: a. Apa yang harus dilakukan?; b.
Siapa yang melakukan?; c. Kapan harus selesai?; dan d. Mengapa melakukan kegiatan rutin secara teratur itu penting?
- Ada beberapa kegiatan rutin yang dapat dilakukan tenaga pendidik bersama peserta didik, diantaranya : – Apa kegiatan yang dapat dilakukan ketika beberapa peserta didik belum lengkap hadir; – Bagaimana buku dan bahan ajar didistribusikan, dikumpulkan dan disimpan; – Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap pengadministrasian buku dan bahan ajar tersebut (tanggung jawab bisa diberikan kepada setiap peserta didik dengan rotasi); – Bagaimana peserta didik bisa belajar mandiri dan saling membantu ketika tidak ada guru; – Apa kegiatan yang harus diberikan bila peserta didik telah menyelesaikan tugasnya; – Bagaimana guru dan peserta didik bersama-sama menciptakan situasi pembelajaran yang aktif; – Bagaimana mengatur mobilitas agar tidak mengganggu keleluasaan gerak peserta didik di dalam kelas; dan
- – Bagaimana tata cara minta izin untuk meninggalkan kelas sesuai keperluan?
- Dengan meode seperti ini, peserta didik diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengembangkan aturan supaya mereka dapat mematuhinya.
2. Tanggung Jawab Peserta Didik Semua peserta didik harus berpartisipasi dalam kegiatan kelas. Dengan cara ini, guru terbantu dalam mengelola kelas. Selain itu juga mengajarkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik. Berikut ini beberapa tanggung jawab yang bisa diberikan kepada peserta didik: a.
- Etua kelas atau anggotanya memastikan kegiatan KELAS berjalan dengan baik dan lancar; b.
- Anggota UKS memastikan ketersediaan air bersih dan sabun untuk mencuci tangan di kamar mandi dan air matang untuk minum; c.
- Mencatat kehadiran peserta didik; menghapus dan menulis pengumuman/informasi.
- Tanggung jawab dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan usia dan tingkat kematangannya secara bergantian.
Guru harus mengikutsertakan SEMUA peserta didik, dalam hal ini hendaknya guru menghindari stereotip gender, misalnya meminta peserta didik perempuan menyiram tanaman dan laki-laki menggeser meja. Peran dan tanggung jawab yang diberikan kepada peserta didik di kelas akan bermanfaat bagi kehidupannya sehari-hari.3.
- Rencana Pembelajaran Kegiatan pembelajaran harus direncanakan guru bersama peserta didik.
- Berikut ini gambaran kerangka kerja dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan segitiga kurikulum.
- Isi Proses Lingkungan Penjelasan: Isi artinya topik apa yang terdapat dalam kurikulum yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan kelas berdasarkan pada latar belakang, kemampuan, dan keragaman peserta didik.
Proses adalah bagaimana isi kurikulum itu diajarkan, dengan memanfaatkan berbagai metode dan sumber belajar yang didasarkan pada cara belajar peserta didik agar dapat terpenuhi kebutuhan pembelajarannya. Lingkungan yaitu penggunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan psiko-sosial peserta didik.
Peserta didik dapat belajar dengan baik jika mereka kreatif, aktif, dan kegiatannya berdasarkan pada pengalaman peserta didik. Guru yang mengetahui dan memahami keadaan ini dapat dengan mudah memasukannya kedalam perencanaan pembelajaran. Namun, tidak semua guru dapat melakukannya. Umumnya mereka hanya mengajar sesuai dengan urutan yang ada di buku teks.
Seharusnya tidak demikian, mereka hendaknya memahami bahwa buku teks bukan merupakan satu-satunya panduan pembelajaran. Pada kelas inklusif, perencanaan pembelajaran yang kreatif dan aktif berdasarkan pengalaman, kondisi dan kemampuan peserta didik bukanlah merupakan tambahan.
- Perencanaan pembelajaran tersebut memang diperlukan oleh SEMUA peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus.
- Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran: – Apa yang akan diajarkan (topik, isi)? – Mengapa hal itu harus diajarkan (tujuan)? – Bagaimana cara mengajarkannya (metode/proses)? – Sumber belajar apa yang digunakan (media)? – Apa yang diketahui oleh peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran (pre-tes dan post-test)? Bagaimana bentuk kegiatannya (kegiatan)? – Bagaimana pengelolaan kelas yang diinginkan (termasuk mengatur lingkungan fisik dan sosial)? – Apakah kegiatan itu sesuai untuk SEMUA peserta didik (termasuk anak berkebutuhan khusus)? – Apakah peserta didik mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam pembelajaran (kerja kelompok, berpasangan, dan individual)? – Bagaimana peserta didik mencatat, membuat ringkasan dan menampilkan hasil belajarnya (seperti gambar, denah, grafik, puisi, cerita, dan lain-lain)? Bagaimana cara mengetahui bahwa peserta didik telah menyelesaikan tugasnya dalam suatu proses pembelajaran (umpan balik dan penilaian)? – Apa bentuk tindak lanjut yang diinginkan (renungan dan perencanaan di masa datang)? BAB IV PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN Pengertian perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, pendidik, peserta didik, serta fasilitas lain yang dibutuhkan yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Fungsi perencanaan pembelajaran adalah merupakan alat yang dapat digunakan untuk membentuk, mempola, membuat model dan mengkonstruksi proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.1.
- Syarat Perencanaan Pembelajaran Yang dimaksud syarat perencanaan pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan atau syarat seorang perancang pembelajaran, yaitu: (1) memiliki kemampuan analitik, (2) memiliki kemampuan pengembangan, dan (3) memiliki kemampuan pengukuran.
- Emampuan menganalisa adalah kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dalam rangka memprediksi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Kemampuan pengembangan adalah kemampuan untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang paling optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kemampuan pengukuran adalah kemampuan untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik rancangan pembelajaran.
Kemampuan ini meliputi memilih, menetapkan, dan mengembangkan alat ukur yang paling tepat untuk mengukur pencapaian tujuan/ indikator.2. Langkah-Langkah Merencanakan Pembelajaran Langkah-langkah perencanaan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru memahami hal-hal yang terkait dengan langkah-langkah perencanaan pembelajaran yang meliputi; analisis tujuan pembelajaran, analisis sumber belajar, analisis karakteristik siswa, menetapkan tujuan pembelajaran dan isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran isi pembelajaran, menetapkan strtegi pengelolaan pembelajaran, pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.3.
Analisis Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran Analisis tujuan dan karakteristik mata pelajaran adalah bagaimana memahami dan mencermati seperangkat pengetahuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru yang terkait dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi; konsep tujuan, tujuan sebagai instrumen pengukuran, komponen-komponen tujuan pembelajaran, serta manfaat tujuan pembelajaran.
- Analisis sumber belajar adalah bagaimana seorang pendidik atau tutor atau guru memahami dan mencermati hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar dalam rangka merencanakan pembelajaran yakni yang meliputi; apa arti media pembelajaran, bagaimana memilih media pembelajaran.
- Analisis karakter siswa adalah merupakan seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dalam rangka merencanakan pembelajaran dengan baik.
Menetapkan tujuan dan isi pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan yang berkaitan dengan bagaimana seorang tutor dapat memahami tujuan dengan baik, dapat mengklasifikasikan tujuan pendidikan, untuk merencanakan pembelajaran.4. Penetapan Strategi Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tutor atau pendidik yang berhubungan dengan bagaimana menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran dengan baik.
Menetapkan strategi penyampaian pembelajaran adalah merupakan seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang berhubungan dengan bagaimana menetapkan strategi penyampaian pembelajaran agar dapat merencanakan pembelajaran dengan baik, yang meliputi; bagaimana pembelajaran penerimaan (reception learning), pembelajaran penemuan (discovery learning), pembelajaran penguasaan, (matery learning), pembelajaran terpadu (unit learning).
Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yang berkaitan dengan bagaimana strategi menetapkan pengelolaan pembelajaran dengan baik. Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yang berkaitan dengan bagaimana menetapkan prosedur evaluasi hasil pembelajaran dengan baik dalam merencanakan pembelajaran.5.
Silabus Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus bermanfaat sebagai pedoman pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian.
Prinsip pengembangan silabus adalah: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, menyeluruh. Komponen adalah bagian yang merupakan syarat untuk terbentuknya sesuatu yang utuh sebagai sistem. Silabus yang juga merupakan sistem membutuhkan komponen sebagai syarat terbentuknya.
- Omponen silabus adalah: (1) Identifikasi, (2) Standar Kompetensi, (3) Kompetensi Dasar, (4) Materi Pokok, (5) Pengalaman Belajar, (6) Indikator, (7) Penilaian, (8) Alokasi Waktu, (9) Sumber/Bahan/ Alat.
- Langkah-langkah itu adalah: (1) Mengisi Kolom Identifikasi, (2) Mengkaji dan Menentukan Standar Kompetensi, (3) Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar, (4) Mengidentifikasi Materi Pokok, (5) Mengembangkan Pengalaman Belajar, (6) Merumuskan Indikator, (7) Menentukan Jenis Penilaian, (8) Menentukan Alokasi Waktu, (9) Menentukan Sumber Belajar.
Untuk keperluan pembuatan silabus, sebenarnya harus melalui tahapan sebelumnya. Tahapan tersebut adalah: memetakan kompetensi, membuat pekan efektif, program tahunan (prota), dan program semester (promes), dan silabus. BAB V PEMBERDAYAAN SUMBER BELAJAR Guru atau tutor yang baik dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan bagi semua peserta didik tanpa memandang usia, karakteristik, jenis kelamin, kemampuan atau latar belakangnya.
- Elas sebagai lingkungan pembelajaran seharusnya tidak terbatas dalam ruangan.
- Peserta didik dapat belajar di dalam atau di luar ruangan.
- Elas seperti inilah yang merupakan tempat belajar yang menyenangkan, yang aman dan nyaman serta merangsang peserta didik untuk belajar.
- Walaupun media pembelajarannya sulit ditemukan dan sarana belajarnya tidak memadai, tetapi kelas dapat dirancang teratur, bersih dan menarik.
Jika memungkinkan, meja dan kursi sebaiknya bisa dipindahkan dengan mudah untuk pembelajaran kerja kelompok. Bisa saja menggunakan lebih dari satu papan tulis atau media menulis lainnya yang sesuai. Selain itu harus ada pengaturan tempat pemajangan hasil karya peserta didik, sehingga mereka merasa bangga dan dapat menunjukkan potensi dan keterlibatannya di kelas.
Pojok belajar juga dapat diatur untuk aktivitas mata pelajaran tertentu, atau dapat dibuat “perpustakaan”. Untuk menjaga agar kelas tetap tertata dan terawat serta memperhatikan pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup, kita dapat menjalin kerja sama dengan orangtua dan tokoh/anggota masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi bahan ajar dari serangan rayap, juga membuat semua warga kelas tetap sehat.1.
Sarana Peserta didik harus dapat bergerak bebas di antara meja dan kursi. Tempat duduk disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat juga duduk di lantai tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran atau kerja kelompok. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan peserta didik, diantaranya: – Dapatkah peserta didik penyandang cacat masuk dan bergerak di kelas dengan leluasa? – Apakah peserta didik dengan beragam latar berlakang dan kemampuan dapat duduk dengan yang lain dan tidak dipisahkan? – Apakah peserta didik laki-laki dan perempuan duduk bersama atau terpisah? 2.
- Cahaya, Suhu, dan Ventilasi Atur meja sehingga peserta didik tidak harus bekerja menghadap sinar matahari secara langsung.
- Cahaya harus datang dari sisi kiri peserta didik.
- Arena otak butuh oksigen, sedangkan suasana kelas sesak dan ventilasi udara buruk, maka Anda dapat melakukan pembelajaran di luar kelas.
Posisi tempat duduk peserta didik digilir sehingga mereka tidak selalu duduk di tempat yang cahaya dan ventilasinya buruk. Beberapa peserta didik mungkin mengalami kesulitan melihat atau mendengar. Pastikan semua peserta didik telah diases dan mempunyai tempat duduk yang sesuai dengan kebutuhannya.3.
- Pojok Belajar Peserta didik selalu ingin tahu tentang kejadian alam di sekitarnya.
- Pojok IPA dan matematika dapat merangsang rasa ingin tahu peserta didik.
- Dalam proses pembelajaran, semua sumber belajar dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, misalnya di pojok IPA disusun sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar dengan senang tanpa mengganggu yang lain.
– Pada pojok IPA, pemajangan makhluk hidup seperti ikan di akuarium sangat membantu pemahaman peserta didik dalam merawat, mengurangi kekejaman dan menyadarkan mereka untuk mengembalikan MAKHLUK HIDUP sesuai habitatnya. – Pada pojok matematika, kaleng kosong dengan berbagai bentuk dan ukuran dan kardus bisa mengisi lemari.
- Ini bisa dipakai sebagai media pembelajaran matematika, misalnya menjodohkan angka dengan benda, juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan bahan atau media lainnya, seperti koin dan uang kertas.
- Uang kertas” tersebut bisa dibuat dari karton dan media lain untuk digunakan dalam kegiatan bermain peran, seperti jual-beli.
Bahan bekas juga bisa disimpan untuk digunakan lagi pada kegiatan pembelajaran lain seperti karton, tali, kawat, plester, potongan kain bekas, plastik, dll. Benda-benda yang ditemukan, diberikan label, dipajang dan digunakan oleh peserta didik. Pojok belajar dapat membantu peserta didik menghubungkan antara kegiatan pembelajaran di sekolah dengan kehidupan sehari-hari di rumah dan keberadaan benda di masyarakat setempat.
Pengrajin dan musisi setempat bisa mengunjungi sekolah dan berbicara dengan peserta didik. Sebagai sumber informasi belajar, mereka diharapkan berkenan meminjamkan benda, seperti alat dan instrumen untuk dimanfaatkan (eksplorasi dan digambar) oleh peserta didik. Dalam hal ini beberapa peserta didik diminta bertanggung jawab mengenai keamanan dan keselamatan benda-benda tersebut.
Peserta didik secara berkelompok/tim harus berpartisipasi penuh dalam mengelola kelas. Partisipasi mereka akan membantu pemeliharaan pojok belajar dan pengelolaan bahan pembelajaran juga mengembangkan rasa tanggung jawab sebagai warganegara yang baik.4.
Tempat Pemajangan Pemajangan hasil karya peserta didik di dalam dan di luar kelas diharapkan membuat mereka tertarik pada pembelajaran tertentu dan merasa sebagai bagian dari kelas. tempat pemajangan ini akan membuat orangtua lebih tertarik dalam memahami hasil pembelajaran anaknya. Karya semua peserta didik harus dipajang dengan tepat untuk menunjukkan kemampuan unik mereka.
Peserta didik pasti akan senang melihat namanya tertera pada karyanya yang dipajang. Hal ini dapat membuat peserta didik merasa bangga. Penataan pajangan dapat diubah dan diganti secara berkala agar peserta didik tetap merasa dihargai dan tertarik dengan pembelajaran.
- Arya yang dipajang dapat juga dimanfaatkan sebagai portofolio peserta didik.
- Tempat pemajangan yang menarik bisa menjadi alat pengajaran dan akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
- Tempat pemajangan dapat terbuat dari bahan lokal seperti palem yang dianyam dengan bantuan masyarakat setempat.
Papan pemajangan itu penting karena memberikan kesempatan. Untuk memberikan informasi kepada peserta didik; – Untuk memajangkan karya peserta didik dan meningkatkan penghargaan diri; – Untuk memperkuat pelajaran yang telah anda ajarkan; – Untuk memberikan umpan balik tentang kegiatan penting seperti “mencari”, kegiatan di rumah dan meneliti di masyarakat; – Untuk mendorong peserta didik bekerja bersama-sama dan saling membantu apapun latar belakang atau kemampuan mereka; dan – Memastikan semua peserta didik dapat saling belajar dari karyanya.
- Jika kelas tidak memiliki dinding yang kokoh, karya tulis dan gambar peserta didik dapat dipajang pada tali yang melintas di atas kelas atau melintasi dinding.
- Pajangan karya peserta didik bisa dengan mudah dikaitkan pada tali menggunakan plester, lem atau paku payung.
- Dengan tali bisa juga digunakan untuk informasi bahasa dan matematika (“pojok belajar yang digantung”).5.
Perpustakaan Kelas Banyak masyarakat desa tidak memiliki fasilitas perpustakaan, akibatnya peserta didik tidak memiliki akses terhadap buku. Sebuah perpustakaan kelas dapat dibuat dengan menggunakan kotak kardus yang didekorasi, kemudian diisi dengan buku-buku lokal.
- Etika peserta didik membuat buku, walaupun sangat sederhana, mereka akan bangga melihat hasil “cetakannya”.
- Mereka juga belajar bagaimana buku dibuat, diklasifikasi, dan dirawat.
- Buku ini dapat pula dibuat dari kertas yang dilipat MENJADI dua atau tiga dengan teks pada tiap sisinya, seperti brosur.
- Peserta didik bisa memberikan ilustrasi pada “buku” ini.
Kegiatan ini mendorong mereka menghargai bahan bacaan ketika buku tersedia. Buku yang dibuat oleh peserta didik dapat menjadi media pembelajaran yang efektif. Penjelasan atau ilustrasi yang peserta didik masukkan ke dalam buku dapat membantu peserta didik lain untuk memahami konsep penting.
- Dapat dikatakan bahwa buku buatan peserta didik berbeda dibanding dengan orang dewasa.
- Di Timor Timur, untuk memperkuat kegiatan bahasa, guru menggunakan kerangka payung yang rusak untuk gantungan huruf/alfabet, gambar, dan lain-lain., Tali dapat digunakan untuk menggantungkan media visual yang dibuat dari daun palem atau daun pisang.
Lem tradisional juga dapat dibuat dari buah. Orangtua dan pengasuh lain membantu membuat media lokal agar mereka mengetahui lebih banyak tentang proses belajar dan mengajar. BAB VI MENGELOLA PEMBELAJARAN KELOMPOK YANG KOOPERATIF Pembelajaran yang efektif berarti mengkombinasikan berbagai pendekatan dalam pembelajaran yang dipersiapkan bagi peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
- Pembelajaran ini diharapkan dapat menjadikan kelas lebih hidup, penuh tantangan, dan menyenangkan.
- Di bawah ini terdapat beberapa pendekatan : 1.
- Pembelajaran Klasikal Pendekatan ini sangat cocok untuk memperkenalkan berbagai topik.
- Guru menyiapkan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
Guru dapat menggunakan kelas untuk bercerita atau membuat cerita, membuat lagu atau puisi, membuat permainan bersama-sama dan sebagainya. Jika di dalam kelas terdapat peserta didik dengan kemampuan beragam, guru harus berupaya menciptakan stategi pembelajaran dan materi yang cocok yang dapat mengakomodasi semua keberagaman tersebut.
Untuk mendorong semua peserta didik aktif, guru dapat memberikan tugas yang berbeda pada setiap kelompok, misalnya kelompok yang satu diberi tugas membuat cerita, kelompok lainnya membuat model. Bentuk lain, guru bisa memberikan tugas yang sama kepada semua peserta didik tetapi hasil yang diharapkan berbeda.
(Ingat: Tiap individu atau tiap kelompok itu berbeda).2. Individualisasi Pembelajaran Ketika guru memberikan individualisasi pembelajaran, guru dapat membantu seorang peserta didik yang ketinggalan pelajaran karena alasan tertentu, seperti : tidak masuk kelas, peserta didik yang berkesulitan belajar, atau peserta didik baru.
Guru juga dapat memberikan individualisasi pelayanan pada peserta didik berbakat, dengan memberikan tugas yang lebih menantang pada mereka. Tetapi agar guru dapat memberikan pelayanan kepada seluruh peserta didik, individualisasi pengajaran dapat dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk setiap peserta didik.3.
Pembelajaran untuk Kelompok Kecil Guru membagi peserta didik dalam kelompok kecil, dengan menggunakan strategi yang efektif maka kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi. Metode ini memerlukan persiapan yang matang, termasuk mempersiapkan peserta didik agar dapat belajar secara kooperatif.4.
Pemanfaatan Kelompok Kelas yang Berbeda Guru dapat mengelompokkan peserta didik dengan berbagai cara : – Kelompok yang anggotanya berasal dari satu kelas yang sama – Kelompok yang anggotanya berasal dari berbagai tingkat kelas – Kelompok peserta didik perempuan atau peserta didik laki-laki saja – Kelompok yang terdiri dari peserta didik laki-laki dan perempuan – Kelompok peserta didik yang memiliki minat yang sama – Kelompok peserta didik yang memiliki hubungan tertentu, seperti teman dekat – Kelompok berpasangan – Kelompok tiga-tiga, empat-empat, dan seterusnya Jika guru melakukan pengelompokan yang berbeda pada setiap kesempatan, akan mendorong peserta didik untuk mengambil manfaat dari kelompok tersebut.
Pengelompokan yang dilakukan hendaknya: – Fleksibel Peserta didik dapat dipindahkan dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain. Sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar dengan teman sekelasnya sesering mungkin. Cara ini membantu peserta didik agar lebih memiliki sikap tenggangrasa dan guru dapat menemukan bakat peserta didik.
– Jangan memberi label pada peserta didik yang lamban belajar Di dalam kelas mungkin ditemukan peserta didik yang lamban dalam matematika, tetapi mereka dapat menyelesaikan pekerjaan yang bersifat praktis dengan lebih baik. Guru hendaknya berhati-hati, Apabila terdapat peserta didik yang merasa telah gagal maka kondisi/perasaan ini akan membawa pada kegagalan yang sesungguhnya.
Mereka akan kehilangan semangat belajar, karena mereka merasa tidak dihargai. Mereka mulai percaya akan ketidakmampuannya, dan akhirnya mereka putus asa, bahkan putus sekolah. Sebagian dari mereka lebih memilih mencari uang untuk keluarganya daripada pergi ke sekolah.
- Persiapkan materi untuk memfasilitasi kerja kelompok Siapkan permainan, kartu tugas dan bahan lainnya dalam pembelajaran yang dapat digunakan berulang kali.
- Pembuatan bahan pembelajaran dapat melibatkan peserta didik.
- Cara ini disamping dapat meringankan tugas guru, juga memberi kesempatan peserta didik untuk belajar, meningkatkan kepercayaan dan kemampuan mereka.
– Pikirkan tentang posisi tempat duduk Upayakan pengaturan tempat duduk agar lebih mudah dan cepat untuk membentuk kerja kelompok yang efektif. Ajaklah peserta didik belajar bersama untuk mengatur dan mengorganisasi kelasnya sendiri disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan.
- Buatlah kegiatan rutin yang konsisten Peserta didik diberi pemahaman mengenai serangkaian kegiatan yang harus Mereka lakukan.
- Jelaskan alasan mengapa mereka harus berpindah kelompok.
- Beritahukan langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan tersebut dan apa tugas mereka.
- Embangkan rutinitas tersebut sedini mungkin.
– Berikan kesempatan semua peserta didik untuk menjadi ketua kelompok Ketua kelompok memiliki peran utama dalam membantu guru seperti menyampaikan instruksi, membagikan materi, mengarahkan kelompok melalui kegiatan dan melaporkan hasilnya.5. Tata Cara Kerja dalam Kelompok Tata cara kerja dapat membantu guru mengorganisir diskusi dengan peserta didik, melalui pemberian landasan agar peserta didik dapat berbicara secara santun, dan mendorong semua peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
- Beberapa tata cara kerja kelompok, antara lain: 1.
- Etika orang lain sedang berbicara, dengarkan dengan baik dan hargai pendapat mereka.
- Ita hendaknya dapat berpartisipasi secara aktif.2.
- Berbicara dari pengalaman sendiri (“Saya” daripada “mereka”).3.
- Hindari membuat serangan (kritik) secara pribadi; fokuskan pada gagasan, bukan pada orangnya.
Hal penting lainnya adalah bagaimana agar peran serta semua anggota dapat aktif. Misalnya bagaimana agar semua anggota kelompok dapat mengemukakan pendapatnya atau membuat permainan kerang dan batu yang diedarkan secara berkeliling. Jika seseorang menerima kerang, berarti mendapat giliran berbicara.
Tetapi bagi mereka yang memilih untuk “lewat”, maka kerang diberikan kepada yang berikutnya. Hal ini dapat menghindari dominasi dari anggota kelompok yang gemar berbicara. Sekali-kali kita lihat kembali pada aturan dasar yang telah disepakati. Tanyakan kepada peserta didik apakah ada kemungkinan menambah atau mengubah aturan yang lama dengan aturan yang baru.
Contoh Kegiatan: Asesmen Keterampilan 6. Pembelajaran yang Kooperatif Pembelajaran yang kooperatif terjadi ketika peserta didik berbagi tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Pengembangan keterampilan bekerja sama dalam kelompok meliputi waktu, praktek, dan penguatan perilaku yang sesuai.
Guru memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas belajar peserta didik, sehingga: – Merasa mampu mengatasi masalah mereka – Merasa dihargai Kerja kelompok yang kooperatif dapat membantu meningkatkan rasa senang, sikap positif serta pemahaman terhadap pekerjaannya maupun terhadap dirinya sendiri.
Tetapi agar SEMUA peserta didik dapat mengambil manfaat dari aktivitas kerja kelompok yang kooperatif, mereka hendaknya diberi kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan. Misalnya peserta didik perempuan diberi pengalaman sebagai presenter dan peserta didik laki-laki diberi pengalaman sebagai notulis.
SEMUA peserta didik hendaknya dapat mengembangkan keterampilan berbicara di hadapan orang lain dan keterampilan mendengar. Beberapa peserta didik mungkin belum bisa belajar bagaimana menghargai gagasan orang lain. Hal ini akan terlihat ketika mereka bekerja dalam kelompok. Peserta didik perempuan akan sering menerima ide dari peserta didik laki-laki untuk menghindari konflik.
Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran
Banyak peserta didik laki-laki cenderung mengolok-olok atau menolak gagasan dari peserta didik perempuan. Situasi yang sama bisa terjadi di antara peserta didik yang berasal dari kelompok minoritas. Mereka cenderung akan mengikuti kelompok peserta didik yang lebih besar.
- Jika beberapa peserta didik mendominasi kegiatan diskusi, peserta didik lain akan kehilangan kesempatan untuk mengekspresikan gagasannya dan menjelaskan pendapat mereka.
- Bagaimana peserta didik dengan beragam latar berlakang, menjadi lebih percaya diri dalam mengemukakan gagasan.
- Dalam beberapa kasus mungkin pada mulanya dibutuhkan pengelompokan peserta didik (misalnya, menurut jenis kelamin, yang memiliki kepercayaan diri yang bisa dikembangkan).
Kemudian kelompok tersebut dicampur sehingga komunikasi dan keterampilan antar pribadi mereka berkembang. Pada budaya tertentu, orang percaya bahwa belajar yang sesungguhnya hanya berasal dari guru. Orangtua tidak melihat nilai atau manfaat dari belajar dalam kelompok secara kooperatif.
Namun pembelajaran berkelompok diakui sebagai pengembangan keterampilan bagi peserta didik, Pembelajaran kooperatif lebih bermanfaat bagi mereka yang datang dari berbagai latar belakang. Perubahan dalam pembelajaran merupakan hal penting yang perlu diinformasikan kepada orangtua. Orangtua diminta dapat membantu membuat media visual atau permainan, sehingga mereka memahami apa yang dilakukan guru di sekolah.
Keterampilan kooperatif paling baik dikembangkan dalam konteks pembelajaran bermakna. Kegiatan yang terbuka dan membutuhkan pemikiran luas (seperti pemecahan masalah) sangat tepat untuk mengembangkan kerja kelompok yang kooperatif.7. Pembelajaran Tutor Sebaya a.
Tutor Sebaya Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Caranya, Setiap hari alokasikan waktu khusus agar peserta didik dapat saling membantu dalam belajar misalnya: matematika atau bahasa, baik satu-satu maupun dalam kelompok kecil.
Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik melalui kerja sama. Tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya.
Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperoleh atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “tutor sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Dikarenakan, peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.b. Peran Tutor Sebaya dalam Membaca Dalam membaca, pengajaran tutor sebaya sering digunakan untuk membantu pembaca yang lambat atau untuk memberikan tambahan membaca bagi semua peserta didik lebih muda.
- Memberikan pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada guru, dan tutor sebaya.
- Merupakan cara praktis untuk membantu secara individu dalam membaca – Pencapaian kemampuan membaca dengan bantuan tutor sebaya hasilnya bisa menjadi di luar dugaan (lebih baik).
- Jumlah waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk membaca akan meningkat dengan strategi ini.
Pembaca yang lemah memperoleh manfaat dari perhatian yang tak terbagi. Guru sering tidak punya cukup waktu untuk memberikan bantuan individu seperti ini kepada tiap peserta didik. Namun, ini harus dijelaskan dengan seksama kepada tutor sebaya apa yang harus mereka lakukan.
Tutor harus mengetahui harapan guru kepada mereka. Tutor harus bekerja dengan peserta didik yang lebih muda dengan cara yang tenang, ramah, jujur, dan terhindar dari gangguan. Berikut ini contoh teknik tutor sebaya dalam membaca, antara lain: Teknik membaca berpasangan. Teknik ini berdasarkan pada membaca yang: a.
Mengambil alternatif membaca nyaring bersama oleh tutor sebaya dan peserta didik, kemudian peserta didik membaca sendiri; dan b. Menggunakan komentar positif untuk memperkuat membaca yang benar dan mandiri. Melatih tutor sebaya, melalui: – Memperkenalkan buku yang menarik minat baca; – Menunda koreksi kesalahan dengan memberi kesempatan peserta didik selesai mencoba mengoreksinya sendiri; – Mendiskusikan materi bacaan setelah dibaca; dan – Mengecek kinerjanya sendiri sebagai guru, dan kemajuan teman sebaya dengan melengkapi kartu laporan melalui ceklis.8.
Belajar Mandiri Belajar mandiri menekankan kepada peserta didik untuk belajar sendiri. Belajar mandiri membuat guru dan peserta didik dapat memanfaatkan waktu yang ada. Berikut beberapa cara memotivasi peserta didik belajar mandiri: – Menugaskan peserta didik untuk mempelajari suatu pembelajaran dari buku teks – Melakukan observasi langsung agar memperoleh data selama pelajaran berlangsung – Memberikan latihan praktis pada peserta didik pada kelas yang lebih tinggi untuk mengembangkan konsep baru dan mengenalkan artinya – Menggunakan pendekatan dari peserta didik untuk peserta didik agar dapat mengkondisikan kelasnya sehingga memberikan kenyamanan pada kelas yang lain.
Tujuan penggunaan pendekatan pembelajaran dan pengelompokan seperti tutor sebaya dan belajar mandiri mengalihkan fokus belajar yang terpusat pada guru menjadi terpusat pada peserta didik. Hal ini memberi peluang kepada guru untuk melayani peserta didik yang berkebutuhan khusus.
Tujuan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran dan pengelompokkan seperti tutor sebaya dan pembelajaran mandiri-menggeser fokus pembelajaran dari yang diarahkan guru menjadi terpusat pada pembelajaran. Ini mempromosikan perkembangan peserta didik sebagai pembelajar yang independen dan meluangkan waktu guru untuk melayani kebutuhan individu peserta didik atau kelompok.9.
Merancang Pembelajaran yang Memperhatikan Keberagaman Peserta Didik Keberagaman adalah untuk melayani kebutuhan belajar peserta didik tertentu atau kelompok kecil peserta didik, dari pola pembelajaran yang lebih khusus untuk seluruh kelas agar peserta didik menyukainya.
- Beberapa prinsip mendasar yang mendukung keberagaman.a.
- Elas dengan kondisi peserta didik yang beragam.
- Guru dan peserta didik memahami materi, cara mengelompokkan peserta didik, cara mengases pembelajaran dan elemen kelas lainnya merupakan alat yang bisa digunakan dalam berbagai cara untuk menunjukkan keberhasilan individu dan seluruh kelas.b.
Keberagaman datang dari hasil penilaian yang efektif dan terus menerus dari kebutuhan belajar peserta didik. Dalam kelas yang bervariasi, perbedaan peserta didik diharapkan dapat dihargai dan didokumentasikan sebagai dasar untuk merencanakan pembelajaran.
- Prinsip ini mengingatkan kita akan hubungan dekat antara penilaian dan tugas.
- Ita bisa mengajar lebih efektif jika kita tahu kebutuhan dan minat peserta didik.
- Dalam kelas yang bervariasi, seorang guru melihat semua hal yang dikatakan peserta didik atau menciptakan informasi yang berguna untuk dipahami peserta didik.c.
Semua peserta didik mempunyai pekerjaan yang sesuai. Dalam kelas yang bervariasi, tujuan guru adalah agar setiap peserta didik merasa tertantang terus, sehingga pekerjaannya menarik atau menyenangkan.d. Guru dan peserta didik dapat bekerja sama dalam pembelajaran.
- Guru mengakses kebutuhan belajar, memfasilitasi pembelajaran dan merencanakan kurikulum yang efektif.
- Dalam kelas diferensiasi, guru mempelajari peserta didiknya dan terus melibatkan mereka untuk membuat keputusan tentang kelas.
- Hasilnya peserta didik menjadi pembelajar yang lebih mandiri.10.
- Apa yang Bisa Didiferensiasikan? a.
Isi. Isi terdiri dari fakta, konsep, generalisasi atau prinsip-prinsip, sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan subjek dan topik yang dipelajari. Isi termasuk apa yang direncanakan guru untuk dipelajari peserta didik serta bagaimana peserta didik sebenarnya belajar pengetahuan, pemahaman, ketrampilan yang diharapkan.b.
- Pemenuhan Kebutuhan yang Beragam.
- Dalam suatu kelas diferensiasi yang baik, fakta penting, materi harus dipahamani dan keterampilan tetap konstan untuk semua peserta didik.
- Apa yang biasanya berubah dalam kelas yang beragam adalah bagaimana peserta didik mendapatkan akses materi pelajaran yang dipelajari.
Beberapa cara guru bisa mendiferensiasi akses terhadap isi termasuk dalam hal : – Menggunakan objek dengan beberapa peserta didik untuk membantu temannya memahami konsep matematika atau IPA; – Menggunakan teks lebih dari satu sebagai bahan bacaan; – Menggunakan variasi pengaturan mitra membaca untuk mendukung dan memberikan tantangan kepada peserta didik yang bekerja dengan materi teks; – Mengulang kembali pembelajaran untuk peserta didik yang membutuhkan dengan cara lain; dan – Menggunakan teks, tape recorder, poster dan video sebagai cara untuk menyampaikan konsep utama kepada berbagai peserta didik.
- Aktivitas.
- Suatu kegiatan yang efektif meliputi kemampuan menggunakan keterampilan untuk memahami ide utama dan mempunyai tujuan pembelajaran.
- Hasil/produk.
- Guru dapat membedakan hasil belajar yang dicapai peserta didik.
- Berbagai hasil belajar tersebut dapat digunakan peserta didik untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari dan dipahami.
Misalnya, sebuah produk bisa berupa portofolio karya peserta didik, penampilan solusi dari suatu soal/masalah, laporan akhir, soal-soal eksplorasi. Hasil belajar yang baik membuat peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dipelajari, menerapkan apa yang dapat dilakukan, dan memperluas pemahaman dan ketrampilan.
Di antara cara untuk membedakan hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Melibatkan peserta didik untuk mendisain produk sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.b. Mendorong peserta didik untuk mengekspresikan apa yang telah mereka pelajari dengan cara yang berbeda.c. Memberikan pekerjaan yang bervariasi secara teratur (misalnya, bekerja sendiri atau sebagai bagian dari kelompok untuk melengkapi pekerjaannya).d.
Menyediakan atau mendorong penggunaan berbagai jenis sumber dalam menyiapkan hasil belajar.e. Menggunakan berbagai metode penilaian. Kegiatan: Perencanaan Pembelajaran Ketika Anda merencanakan pembelajaran, apakah Anda telah memikirkan keberagaman tentang: a.
- Eberagaman isi dan kegiatan pembelajaran b.
- Memiliki keberagaman akses informasi dan kegiatan c.
- Apakah menggunakan hasil karya yang baik untuk menunjukkan yang telah dipelajari? 11.
- Pengelolaan Perilaku di Kelas Inklusif Peserta didik mungkin berperilaku tidak sesuai jika mereka tidak diperhatikan atau dilayani.
Mereka memerlukan perhatian yang khusus, jika mereka tidak mendapatkan cukup perhatian di rumah. Terlebih lagi, kita (sebagai orang dewasa/teman sebaya) bisa menolak perilaku tertentu namun tidak harus berarti menolak peserta didik tersebut. Beberapa cara mengatasi perilaku tak pantas: a.
- Elas memerlukan peraturan tegas yang dibuat bersama antara guru dan peserta didik: Menghargai Satu Sama Lain.b.
- Buatlah kurikulum yang menarik dengan materi yang bermakna untuk peserta didik, maka peserta didik akan merasa senang terlibat dalam belajar.c.
- Ita perlu mempunyai keterampilan observasi dan mendokumentasi yang baik untuk menemukan apa penyebab masalah prilaku.d.
Yang paling penting, kita perlu menciptakan suatu lingkungan agar peserta didik aktif dan termotivasi. Pembelajaran yang baik untuk semua peserta didik, berarti guru bukanlah selalu yang mengontrol, tapi merupakan satu tim pemecahan masalah termasuk peserta didik, orangtua, dan guru lain.12.
- Pendekatan Pemecahan Masalah Suatu pendekatan pemecahan masalah melibatkan tim yang terdiri dari peserta didik, orangtua atau pengasuh, guru dan tim dari luar yang bertanya tentang lingkungan fisik kelas, interaksi sosial, lingkungan pengajaran, serta kondisi non-formal.
- Seperti yang kita lihat pada perangkat sebelumnya yang membahas tekanan, bukan hanya perilakunya yang menarik bagi kita, tapi penyebab perilaku ini.
Kita mengetahui kebutuhan peserta didik dan apa yang mereka coba komunikasikan. BAB VII PENILAIAN YANG AKTIF DAN OTENTIK Ada sebuah cerita tentang seorang anak, sebutlah Mala namanya, suatu ketika dia duduk di pojok sambil menangis. Dia gagal ujian akhir di kelas 3.
Dia mencoba berusaha dengan sangat keras selama tahun itu untuk mendapatkan nilai bagus, ketika melakukan pendalaman materi secara praktis dan tes mingguan. Tiga minggu sebelum ujian ibunya sakit dan Mala mengambil semua tanggung jawab merawat adikadiknya. Dia bolos sekolah beberapa hari ketika teman-temannya di kelas mempersiapkan ujian.
Malam sebelum ujian dia harus menjaga ibunya semalaman. Selama ujian dia tidak dapat berkonsentrasi dan mengingat apa yang telah dipelajari karena sangat lelah. Dia menangis untuk mengekspresikan kekecewaannya karena harus mengulang kelas. Dia tidak melanjutkan bersama teman-temannya.
Dia merasa ingin keluar atau putus sekolah. Banyak peserta didik, khususnya perempuan, putus sekolah sebelum kelas 6 karena tuntutan dari rumah dan kadang karena mereka tidak menyenangi sekolah. Cerita di atas mengilustrasikan hambatan peserta didik dalam belajar. Sebagai guru, kita perlu memahami peserta didik lebih baik agar mereka dapat belajar bagaimana mengakses pembelajaran mereka dengan berbagai cara.
Gambaran lebih lengkap tentang prestasi dan perkembangan peserta didik diuraikan sebagai berikut ini.1. Apakah Asesmen itu? Asesmen adalah proses pengamatan dan pengumpulan informasi dalam rangka pengambilan keputusan. Asesmen dapat dilakukan secara berkelanjutan.
- Ini berarti melakukan pengamatan secara terus menerus tentang sesuatu yang diketahui, dipahami, dan yang dapat dikerjakan oleh peserta didik.
- Observasi ini dilakukan beberapa kali dalam setahun, misalnya awal, pertengahan dan akhir tahun.
- Asesmen yang berkelanjutan bisa juga dilakukan melalui: observasi; portofolio; bentuk ceklis (keterampilan, pengetahuan, dan perilaku); tes dan kuis; dan penilaian diri serta jurnal reflektif.
Dengan menggunakan asesmen yang berkelanjutan, guru dapat terbantu merencanakan pembelajaran menurut kebutuhan peserta didik, sehingga semua peserta didik akan mendapatkan peluang untuk belajar dan sukses. Memahami Anak yang Bermasalah Dalam asesmen yang berkelanjutan, semua peserta didik berkesempatan untuk menunjukkan apa yang diketahui dan dilakukannya dengan kemampuan yang berbeda, serta menunjukkan gaya pembelajarannya.
- Dalam asesmen dilakukan kegiatan identifikasi, yaitu: menemukan peserta didik yang berbeda kemampuan dan gaya pembelajarannya dari peserta lainnya.
- Berdasarkan hasil asesmen, strategi pembelajaran yang baru dan sesuai, dapat dirancang lebih tepat untuk peserta didik.
- Umpan balik perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk membantu mengetahui apakah peserta didik telah belajar dengan baik, serta apa tindakan yang perlu dilakukan untuk mengupayakan kemajuan diri peserta didik,
Asesmen yang berkelanjutan juga merupakan alat bantu untuk berkomunikasi antara guru dengan orangtua dan pengasuh perihal kekuatan dan kelemahan peserta didik. Tujuannya agar orangtua dan pengasuh berpartisipasi dalam program yang terintegrasi yang menghubungkan kegiatan di kelas dan di rumah.
Bila informasi yang disampaikan mengenai nilai/angka belajar berdasarkan hasil ujian akhir tahun, maka penanganan cara belajar peserta didik biasanya terlambat. Guru dan orangtua atau pengasuh harus mampu secara terus menerus bekerja sama mengelola informasi, guna penanganan cara belajar peserta didik.2.
Keluaran Hasil Pembelajaran Seperti yang kita pelajari dalam buku terakhir, tiap kegiatan pembelajaran harus mempunyai suatu tujuan yang perlu diases dengan beberapa cara. Asesmen harus mampu menjabarkan hasil belajar; yaitu memberikan gambaran seberapa jauh peserta didik berhasil dalam mengembangkan serangkaian keterampilan, pengetahuan, dan perilaku selama pembelajaran, topik atau kurikulum yang fleksibel.
Gambaran dari hasil pembelajaran sering disebut sebagai standar pembelajaran atau tujuan pembelajaran, dan tujuan ini dapat diidentifikasi melalui mata pelajaran khusus, keterampilan, dan tingkatan kelas. Kegiatan belajar dan asesmen meningkat jika guru memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi hasil belajar secara khusus.
Perencanaan kegiatan pembelajaran yang baru, dimulai dengan mengidentifikasi hasil belajar. Berikut ini ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab: d. Keterampilan apa yang akan digunakan atau dikembangkan oleh peserta didik? e. Informasi apa yang akan dipelajari ? f.